Fiat Lux

Kamis, 16 Juni 2011

Jakarta: Geliat Pasar Malam

23.59 Posted by Arasy Aziz 4 comments
Membandingkannya dengan Pekan Raya Jakarta memang berlebihan. Bagai David dan Goliath. Namun, keberadaan pasar malam mampu membuktikan eksistensi kaum urban yang terpinggirkan ditengah kerasnya kehidupan ibukota. Sebuah pilihan murah meriah bagi mereka yang berekonomi menengah kebawah. 

Dengan niat awal mencari DVD karena persediaan film untuk ditonton telah habis, saya dan seorang teman mulai berkeliling kawasan Binong, Tangerang dengan motor. Jalan demi jalan telah kami lalui, namun benda yang dicari tak kunjung didapat. Yang ada malah vcd dangdut koplo yang hingar bingar. Kemudian saya teringat pada sebuah pasar malam yang terletak relatif tak jauh dari rumah kami. Tak menunggu lama, kami segera meluncur kesana, dengan sedikit harapan bahwa benda yang kami cari dapat segera ditemukan.Beberapa menit kemudian, kami telah tiba di pasar malam tersebut. Suasana benar-benar ramai. Setelah memarkir kendaraan, kami mulai menyusuri jalan  setapak benderang diantara kios - kios. 

Benderang. Pasar malam yng ramai dikunjungi, dengan lampu terang benderang.

Warna -Warni. Pedagang balon berkeliling area pasar malam


Kami melewati area bermain anak. Sejumlah anak terlihat tertawa riang dan berebutan menaiki sebuah wahana.  Disekelilingnya, beberapa orang tua mengawasi dengan raut wajah puas. Agaknya, menyenangkan anak di pasar malam merupakan pilihan paling realistis bagi sebagian mereka dibanding berwisata ke taman bermain yang lebih besar. Sayang sekali kami tak menemukan wahana khas pasar malam seperti tong setan atau rumah hantu. Kami kembali bergerak dan menemukan kerumunan yang berpusat pada satu titik. Sebuah pertunjukan gaib. Dengan menawarkan makhluk – makhluk aneh yang tak lazim, mereka berhasil menarik minat penonton. Pada akhirnya, ramuan tradisonallah yang ditawarkan. Tipikal umum penjual obat. 


Balapan. Anak - anak bergaya layaknya pembalap seolah dapat saling mendahului.


Sayang Anak. Beberapa ibu menunggui anaknya yang sedang bermain kereta - keretaan.
Fenomena Gaib. Memanfaatkan rasa penasaran masyarakat sebagai strategi promosi.

Sedikit menjelajah lebih dalam lagi, kami menemukan lapak penjual celana jeans. Kawan saya tertarik membeli. Setelah tawar menawar sengit, kami berhasil menurunkan harga jeans sekitar 50 ribuan. Cukup murah dibanding harga pasaran, utamanya di departement store. Selain lapak penjual celana jeans, tedapat pula lapak berbagai benda lain seperti makanan, boneka, baju, alat pertukangan, hingga sayur – mayur dengan harga miring. Bahkan jika lebih jeli lagi, kita dapat menemukan benda – benda langka yang semakin termakan zaman. Saya beruntung menemukan perahu getek, mainan perahu dari bahan seng. Mainan ini barangkali telah ada sejak zaman orang tua kita, dan ajaibnya masih ada ditengah gempuran mainan modern, dan itu saya temukan di pasar malam. Bisa dibilang, pasar malam menjadi semacam mekanisme pelindung bagi mereka yang terpinggirkan, semisal perahu getek tadi.




Multidimensi. Pasar malam menawarkan berbagai pilihan barang yang diperjual-belikan.

Termenung. Seorang pedagang menanti pengunjung untuk singgah di lapaknya

Langka. Perahu getek tetap menyeruak ditengah invasi mainan modern.
 
Pada akhirnya kami menemukan lapak yang kami cari, penjual DVD. Dengan harga relatif murah (sekitar 7000 rupiah) kami daat memperoleh 7 film dalam satu keping DVD (bajakan tentu saja). Sebelum pulang kami singgah sejenak pada sebuah lapak baju. Kawan saya tertarik membeli sebuah jaket yang sedang populer saat ini, dan kembali mencoba menawar. Kami pun mendapatkan jaket berkualitas dengan harga miring. Merasa cukup, kami pun meninggalkan pasar malam tersebut dan segala interaksi sosialnya.

Film Murah. Update film terbaru dengan harga murah - meriah.

Baju Baru. Baju baru dengan harga miring.
- : : -

Tak dapat dipungkiri bahwa pasar malam merupakan tempat bernaung bagi rakyat kecil, dimana hingar bingar pusat perbelanjaan modern mungkin terasa jauh bagi mereka.Pasar malam juga merupakan panggung interaksi sosial yang mempertemukan berbagai golongan, tanpa dibatasi sekat suku, ras, maupun agama. Saya sempat mendengar berbagi aksen bahasa yang menyeruak di udara. Bagi saya sendiri, menemukan pasar malam di Jakarta menimbulkan kekaguman tersendiri. Kemampuannya dalam bertahan sebagai diri sendiri ditengah perkembangan zaman dapat menjadi pelajaran berharga untuk kita.

Akomodasi:
Karena bersifat nomaden, maka saya tak bisa memastikan transportasi menuju ke tempat ini

4 komentar:

  1. apa itu david dan goliath?
    pilihan katamu bagus ya ras.. :D
    lanjutkan nak!
    kapan-kapan kita sharing ya, hehe..

    BalasHapus
  2. David - Goliath = Daud - Jaluth
    wah, maksih..boleh, boleh kapan-kapan

    BalasHapus
  3. menengok sisa masa lalu emang selalu menyenangkan sih haha

    BalasHapus