Fiat Lux

Sabtu, 29 Desember 2012

Malang: Tetirah Dharma Karthanegara

04.14 Posted by Arasy Aziz No comments
“Ini cowok atau cewek? Dari mana?” Pertanyaan bertubi dari seorang bapak mengusik awal lawatan saya ke candi Singosari (secara normatif bernama Singhasari). Harus diakui, helai rambut yang kian memanjang, dan diikat kebelakang, barangkali menggelitik banyak orang untuk bertanya hal yang sama, dengan bercanda tentu saja. Sekenanya saya layani basa-basi ini “Saya cowok kok pak, dari Gorontalo”. Ingin sekali saya tambahkan: dan bapak tahu, saya amat kangen dengan candi.


Kenapa kangen? Momen terakhir kali saya mengunjungi candi berlalu hampir 15 tahun silam. Sebenarnya timbul kesempatan untuk mengakhiri dahaga panjang ini ketika mengikuti pelatnas kebumian di Jogjakarta pada medio 2010. Sayangnya, waktu rehat tak kunjung tiba (tepatnya, saya malas memanfaatkan jeda). Pandangan terdekat lewat begitu saja ketika saya hanya bisa menatap candi Prambanan dari jendela bus yang melaju membelah jalanan penghubung Jogja-Klaten. Lucu juga rasanya kalau telah melanglang ke berbagai penjuru tanah Jawa tapi lupa mengakrabi candi.



Pekan sunyi jelang ujian akhir semester kemudian saya manfaatkan untuk berbuka puasa candi, meski hari yang kami pilih diwarnai rintik hujan. Candi Singosari kemudian menjadi pilihan utama mengingat letaknya yang dapat dijangkau oleh kendaraan umum dari kota Malang. Dalam trip kali ini saya ditemani Novada, seorang teman kuliah. Sepanjang rute Malang-Singosari, angkot kami ubah menjadi warung kopi, membahas politik dan wanita tiada henti. Obrolan kami memang tak pernah jauh dari tema tersebut apabila bersua.

Kenyaataan bahwa candi Singosari terselip diantara pemukiman penduduk dalam area yang sempit cukup mengagetkan. Dalam bayangan saya, candi ini berdiri diatas tanah yang lapang layaknya candi Borobudur dan candi Prambanan yang ikonik. Candi Singosari sendiri berukuran 14 x 14 meter dengan tinggi 15 meter, terbuat dari batuan andesit yang dibangun dengan cara menyusun bongkahan kemudian diukir. Local genius. Andai memiliki kemampuan pisikometri, saya dapat menggunakan 'mata lain' untuk melihat apa yang dilihat batuan ini di masa lampau.


Candi Singosari merupakan peninggalan kerajaan bernama sama. Apabila tidak duduk di laci meja selama belajar sejarah, kita tentu ingat nama-nama seperti Ken Arok, Ken Dedes dan Karthanegara yang menitahkan pendirian candi Singosari. Berdasarkan kitab Negarakartagama, bangunan ini berfungsi sebagai tempat 'pendharmaan' Karthanegara. Eksistensi candi ini juga konon tak lepas dari keberadaan gunung Arjuna dan para pertapa yang bersemayam diatasnya. Komplek candi Singosari pada masa lampau terdiri atas bangunan candi itu sendiri dan arca Dwarapala ganda yang terletak sekitar 100 meter di barat laut. Arca Dwarapala berfungsi sebagai pintu gerbang, selain tiga arca lain yang telah hilang.


Pandangan saya langsung terusik oleh sebuah obyek di halaman candi. Terdapat sebuah arca yang wujudnya amat akrab dengan keseharian saya sebagai mahasiswa. Penjelasan yang saya peroleh dari para juru kunci menyebutkan nama Dewi Parwati, ibunda Ganesha sang dewa ilmu pengetahuan dalam mitologi Hindu, sebagai sosok yang terukir dalam arca tersebut. Sosok ini juga digunakan dalam lambang Universitas Brawijaya (selama ini saya mengira bahwa sosok dalam lambang almamater saya tak lain merupakan lambang para Brawijaya). Sejenak saya menaruh hormat.

Memasuki bagian dalam candi melalui pintu utama di timur, harum dupa langsung menyengat dengan dahsyat. Rupanya candi Singosari masih aktif digunakan untuk sembahyang. Terdapat arca lingga dan yoni yang menghiasi ruang utama, ditemani payung kuning bertingkat yang kerap saya lihat sebagai perlengkapan dalam ritus agama Hindu.


Di tiga penjuru mata angin yang lain terdapat kolong-kolong kosong. Menurut wikipedia, kolong-kolong ini harusnya diisi oleh arca Durga di kolong utara, arca Ganesha di kolong timur dan arca Resi Agastya alias Siwa Maha Guru di kolong selatan. Sayangnya, satu-satunya yang tersisa adalah arca yang disebutkan terakhir. Selebihnya raib tanpa bekas.



Sebelum mengakhir kunjungan, saya teringat titipan salam Fitri, arek Malang kenalan saya yang menghabiskan waktu kuliah di Depok, untuk Ken Dedes. Saya cukup kebingungan dibuatnya karena kondisi arca yang telah kehilangan kepala, otomatis tidak meninggalkan telinga. Akhirnya saya percaya saja, arca yang telah melewati berbagai periode zaman ini barangkali mendengar melalui relung andesit dan mineral kuarsanya yang saling mengunci. Salam saya bisikkan.

Sekelumit Tentang Candi Singosari:
Candi Singosari merupakan candi hindu yang terletak di kecamatan Singosari, kabupaten Malang, Jawa Timur. Didirikan pada abad 13 dibawah perintah Kathanegara, sebelum kerajaan Singosari runtuh dalam sebuah serangan oleh Jayakatwang | Perjalanan dapat ditempuh selama lebih kurang 45 menit dengan menggunakan angkot rute Arjosari – Lawang berbiaya Rp. 2.500,00.- | Masuk candi tidak dikenakan biaya.

Selasa, 25 Desember 2012

Selamat (Merayakan) Natal

08.08 Posted by Arasy Aziz 7 comments


Perdebatan atas boleh tidaknya mengucapkan selamat Natal memiliki tepian yang hampir kabur. Terdengar sepele, namun potensi luka hati dan sentimen agama sangat besar tersimpan, menjadi bom waktu, menunggu ledakan. Sebelum lebih dalam terjebak, baiknya kita memahami terlebih dahulu makna kata 'selamat' itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud sebagai selamat adalah:

1 a terbebas dari bahaya, malapetaka, bencana; terhindar dari bahaya, malapetaka; bencana; tidak kurang suatu apa; tidak mendapat gangguan; kerusakan, dsb; 2 a sehat; 3 a tercapai maksud; tidak gagal; 4 n doa (ucapan, pernyataan, dsb) yg mengandung harapan supaya sejahtera (beruntung, tidak kurang suatu apa, dsb); 5 n pemberian salam mudah-mudahan dl keadaan baik (sejahtera, sehat dan afiat, dsb): -- datang; -- jalan; -- malam (pagi, siang); -- tahun baru; -- tinggal;”

Pemahaman tentang kata selamat ini nantinya amat berguna (utamanya untuk saya) dalam menyusun formula ucapan selamat Natal yang abu-abu, toleran dan semoga tidak menjurus kufur.

Sependek pengetahuan saya, tidak ada larangan resmi dalam Al-Quran maupun Hadits akan ucapan selamat Natal. Larangan ucapan selamat Natal berasal dari ijtihad para ulama, yang diakui sebagai sumber hukum Islam ke tiga. Terdapat sebuah hadits ber-sanad jayid/baik yang berbunyi “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”(HR Ahmad dan Abu Daud) sebagai landasan. Mengirimkan ucapan 'selamat natal' konon termasuk dalam kategori ini, dengan memerhatikan pemaknaan mengenai kalimat 'selamat natal' secara keseluruhan. 

Di lain sisi, alasan yang dikemukan para pakar yang pro-ucapan natal dapat dinilai mengandung sesat pikir (logical fallacy). Terdapat sejumlah ayat yang kerap dikutip, semisal Q.S 19: 33 yang intinya menjelaskan bagaimana Nabi Isa AS bershalawat untuk dirinya. Para alim kemudian menisbatkan ucapan selamat natal sebagai bentuk shalawat terhadap Nabi Isa AS. Menggunakan ayat ini sebagai preposisi adalah kurang tepat, mengingat terdapat perbedaan mendasar dan substansial tentang cara pandang umat Nasrani dan umat Islam terhadap posisi Nabi Isa AS. Yang patut digaris bawahi, perbedaan ini justru melahirkan keharusan bagi setiap individu untuk menghargai nilai-nilai ajaran agama lain. “Lakum diinu kum wal yadiin”, bagimu agamamu, bagiku agamaku (Q.S 109: 6).

Saya pikir, alasan yang paling logis adalah tuntutan toleransi beragama dalam model masyarakat modern yang bhinneka. Hal ini tak lepas dari pengalaman pribadi saya mengenai kentalnya nilai-nilai pengertian dalam kehidupan sehari-hari. Saya, yang dilahirkan dan tumbuh besar di Manado, sejak dini terbiasa turut serta dalam perayaan Natal dengan berkeliling ke rumah-rumah tetangga, hal serupa yang dilakukan teman-teman Nasrani jelang Idul Fitri (ingat, saya masih kecil waktu itu dan belum paham). Detik-detik menjadi seorang kakak pada malam tanggal 24 Desember 1998 di tengah khidmat kidung Natal juga memberi kesan tak terlupakan. Argumen yang lebih Islami? Dalam Sirah Nabwiyah dituturkan bahwa Rasulullah SAW pernah mempersilahkan sekelompok umat Nasrani untuk beribadah di dalam mesjid.

Sebagian besar umat muslim terkadang melupakan motif dan tidak melakukan kajian linguistik mendalam atas sebuah ucapan Natal. Dalam kasus ini saya cenderung menganut paham yang menolak memisahkan antara apa yang dirumuskan dalam dunia ide dan apa yang kemudian diucapkan sebagai bukti empiris sebagai jawaban awal. Saya percaya tidak pernah ada maksud menyekutukan Allah dalam setiap ucapan Natal yang dikirimkan seorang muslim. Namun tanpa sadar, 'Selamat Natal' berpotensi memberi cela tak terlihat apabila muatan kedua kata tersebut dipahami secara komprehensif. Dalam keadaan simalakama ini kemudian penelusuran lingua ditambahkan.

Jalan tengah masalah ini terdapat pada logika permainan dan pemilihan kata sebagai dasar yang digunakan guna merumuskan kalimat yang mendekati tepat. Rumusan ini, menurut hemat saya, berwujud kalimat 'selamat merayakan natal'. 'Merayakan Natal' menjadi sebuah frase yang menggandeng kata 'selamat', dan akan menyebabkan perubahan makna signifikan dalam sebuah ucapan Natal. Penekanan selamat dalam rangkaian kata tersebut terdapat pada aktivitas kawan kita sebagai manusia dan tidak terlalu memerhatikan nilai kebenaran relatif Natal itu sendiri. Dapat dimaknai disini bahwa kata 'Selamat Merayakan Natal', dengan tidak melupakan definisi kata 'selamat' yang saya jabarkan di awal, memuat makna semoga kamu tidak mengalami hal yang tidak diinginkan selama merayakan natal. Apabila Natal bernilai universal bagi umat Nasrani, maka aktivas 'merayakan' amat bergantung pada interpretasi individual, hal yang ditekankan dalam kalimat ini. Seseorang bisa saja merayakan dengan tidur, makan, beribadah atau melakukan perjalanan wisata. Meski gagasan ini masih layak diperdebatkan dan barangkali dangkal, luaran yang diharapkan adalah sebuah ucapan yang netral dapat dihaturkan tanpa mengesampingkan nilai-nilai aqidah dan toleransi beragama. Wallahu'alam.

Selamat merayakan Natal!

Death Note

05.39 Posted by Arasy Aziz , No comments
source: deathnoteloverz.blogspot.com

Para nerd yang rutin menziarahi rak komik di toko buku pada rentang 2010-2011 pasti kenal judul ini: Death Note. Manga ini memaparkan kisah pergelutan dua kubu dalam balutan cerita supranatural. Semuanya bermula ketika Light Yagami, seorang siswa SMA jenius menemukan Death Note milik shinigami Ryuuk. Masalah muncul ketika Light mulai menggunakan Death Note untuk membantai satu persatu para pesakitan dan orang yang menghalanginya, sembari berlindung dibawah nama Kira. Hal ini kemudian menarik L, seorang detektif untuk turut mengurai benang merah yang kusut. Drama rumit berlanjut dan seterusnya. Hebatnya, dalam kepercayaan saya, bagi yang serius membaca akan mulai berpikir bahwa nilai kebenaran suatu perilaku adalah relatif.

Satidaknya ada dua entitas yang berelasi karib, antara manga Death Note dan SR (jika anda masih ingat kelompok kami ini). Pertama, sosok Kira yang merupakan inspirasi terbesar sosok pemimpin kami. Kedua, dan yang paling penting, buku Death Note itu sendiri.

Kami (atau saya tepatnya) berusaha mati-matian menghidupkan Death Note dalam kehidupan nyata. Cita itu menemui jalannya ketika saya mendapat hibah sebuah buku catatan tahunan rilisan pemerintah provinsi. Rupa buku ini demikian ideal dan memenuhi gambaran dalam benak saya tentang bagaimana seharusnya Death Note berwujud. Dengan sedikit permak dan baluran tipe-x, 'Death Note' lahir.

Death Note (lebih sering kami sebut DN) kemudian benar-benar menjadi catatan 'kematian'. Pada zaman pergerakan siswa intra sekolah MAN Insan Cendekia Gorontalo tahun 2008 dikenal adanya indivudu-individu berlabel jasus, mata-mata dalam bahasa arab. Pada hari tertentu di masa itu (hingga kini barangkali) para siswa diwajibkan untuk berbahasa asing di sekolah dan para pelanggar harus diganjar hukuman. Jasus direkrut dari para pelanggar aturan bahasa tersebut, dan diwajibkan menemukan mereka yang tidak mematuhi aturan yang sama. Embrio SR bisa dibilang lahir dari kelompok ini.

Waktu itu kami, Ra, Osiris dan Cerberus, duduk di kelas satu dan menjelma menjadi jasus permanen yang secara sukarela bekerja sebagai pencari kesalahan. Kami berubah menjadi makelar pelanggaran bahasa dalam arti sebenarnya. Bersama para jasus lain kami dibekali selembar kertas untuk menulis pelanggaran bahasa. Bedanya, para jasus akan langsung menyerahkan lembaran yang telah terisi kepada divisi bahasa, sementara kami menyalin semuanya ke DN.

Lepas SR berdiri, DN mengalami diversifikasi fungsi. Jika sebelumnya berkutat pada rangkuman catatan pelanggaran bahasa, muatan buku ini bertambah dengan signifikan. Salah satu yang paling semarak adalah korespondensi antar anggota. Didalam DN kami bercakap lewat tulisan, membicarakan banyak hal, mulai dari cita-cita dan target bersama hingga pemohonan berbagi makanan. Lucunya, Ikarus sebelum bergabung dengan SR kami tunjuk sebagai kurir percakapan. Selain itu termuat data anggota, lambang, catatan-catatan dan aksara SR. Amat disayangkan rantai regenerasi organisasi kami tidak berlanjut, menjadikan cita-cita untuk mewariskan DN secara turun-temurun harus pupus (dapat saya bayangkan, posisi DN beberapa tahun kedepan akan serupa tengkorak Geronimo dalam kultur Skull and Bones, andai kami memiliki penerus). Kini, lembaran-lembaran DN tersimpan rapi dalam rak buku saya yang berdebu.

Minggu, 16 Desember 2012

SR: Storm Rider, Science Robber, Sentrum.

19.45 Posted by Arasy Aziz , No comments


Saya melihat adanya kecenderungan, bahwa para siswa yang menghabiskan sebagian akhir masa mudanya di asrama gemar membentuk organisasi rahasia. Salah satu yang paling legendaris adalah Skull and Bones yang didirikan para mahasiswa University of Yale, New Haven, Connecticut, Amerika Serikat. Dari rahim organisasi yang berdiri tahun 1832 ini lahir sejumlah presiden AS seperti George Bush dan anaknya. Kisah pemuda yang membentuk persekutuan di asrama juga tak luput diangkat ke layar perak. Salah satu yang paling saya ingat adalah kisah Dead Poet Society dalam film berjudul sama. Saya menonton film ini pertama kali di tahun pertama MAN, dan mengenang setidaknya dua adagium: Carpe Diem dan Oh Captain, My Captain.

Hasrat untuk membentuk organisasi rahasia kemudian menghinggapi kami, bertiga waktu itu, siswa MAN Insan Cendekia Gorontalo. Perlu diketahui sebelumnya bahwa MAN kami menganut sistem sekolah berasrama, sehingga intensitas bertemu dengan kawan seperjuangan berada pada level 'dari bangun tidur hingga tidur kembali'. Kedekatan yang karib ini memudahkan kami menemukan kawan-kawan yang sepaham (Saya duga motif ini berlaku pula dibalik setiap organisasi rahasia). Kami kemudian menghimpun diri dibawah naungan nama SR, Storm Rider, terinspirasi dari manga Air Gear. Pada perjalanannya SR memiliki sejumlah nama lain. Science Robber misalnya, untuk mendefinisikan kami sebagai kelompok yang haus ilmu. Atau Sentrum, dalam upaya memposisikan diri sebagai sumbu rotasi Insan Cendekia. Dalam SR berlaku aturan bahwa setiap anggota memiliki id yang diambil dari nama-nama legendaris. Nama-nama ini diharuskan mengandung 's' dan 'r', dua huruf yang menyusun nama organisasi.

Siapa kami bertiga itu? Para anggota perdana ini adalah Ra, Osiris dan Cerberus. Kami bertiga kemudian mulai merekrut satu persatu anggota, berturut-turut Zephyrus, Ceres, Siren, Ikarus, Ares, Corsiva dan Corsica. Sempat timbul wacana agar menjadikan organisasi ini lestari dengan merekrut junior, namun usul ini tidak bulat diterima. Takdir barangkali. Menurut Karen Armstrong, 10 adalah bilangan paripurna. Dan menjadi 11, andai Infinity Matter dihitung.

Infinity Matter (IM)

Tokoh tertinggi dalam struktur organisasi kami. Eksistensinya misterius. Merupakan pemberi kuasa kepada Ra untuk mengepalai organisasi.

Ra
Nama Ra bersumber dari nama dewa matahari bangsa Mesir Kuno sebelum Akhenaten membawa ajaran dengan dewa matahari Aten. Dalam sejarah Ra dan Amon (dewa bulan) tewas dibunuh Seth. Keduanya kemudian hidup kembali dan berfusi menjadi Amon-Ra.
Satu-satunya anggota yang diberi kuasa khusus untuk tidak menggunakan huruf 's' dalam id-nya. Ra adalah sosok pemimpin SR. Berafiliasi dalam OSIS MAN Insan Cendekia Gorontalo sebagai anggota divisi Bahasa.
Ra saat ini: Mahasiswa Teknik Sipil UGM

Osiris
Osiris merupakan dewa langit dalam mitologi delta sungai nil kuno. Osiris menjadi salah satu korban dalam pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Seth, sebelum bangkit kembali setelah tewasnya Seth ditangan Horus, dewa angin anak Osiris.
Osiris sempat menjadi bagian dari tim olimpiade sains Insan Cendekia Gorontalo dengan mengambil konsentrasi ilmu bumi. Dikenal sebagai salah satu dari the big four pengetahuan populer di kalangan putra angkatan dua belas. Ya Tuhan, semakin panjang saya menulis tentang Osiris, semakin kuat rasa mual menyergap.
Osiris saat ini: Mahasiswa Hukum UB

Cerberus
Anjing berkepala tiga peliharaan Hades dalam mitologi Yunani Kuno, demikian Cerberus dikenal. Sempat diberitakan bertarung dengan Herakles dalam sebuah epos.
Cerberus kami adalah legenda mata pelajaran biologi, sebuah hal yang menyebabkan dia berkawan akrab dengan Hades (Siapa Hades? Next time!). Cerberus memerankan posisi penting sebagai kepala divisi spionase. Pada ujian akhir masa SMA dia memperoleh rerata nilai tertinggi. Epic!
Cerberus saat ini: Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian IPB

Zephyrus
Angin barat yang dingin, gemar menerbangkan kelopak bunga sakura. Zephyrus adalah dewa matematika dalam keluarga kecil kami. Memiliki sifat dingin dan gemar tidur (sifat umum yang dimiliki para tetua matematika di angkatan kami). Layak dipuji karena sukses mempertahankan hubungan jarak jauh yang telah berjalan hampir tiga tahun.
Zephyrus saat ini: Mahasiswa Teknik Kimia ITB

Ikarus
Dalam sebuah kisah diceritakan Ikarus merakit sayap yang dapat menerbangkannya ke langit. Ikarus berhasil, namun jumawa berlebihan hingga sayapnya terbakar dalam upaya menggapai matahari. Dia tewas dan jatuh ke bumi.
Ikarus mengambil konsentrasi pada bidang kimia. Legendaris sebagai sosok narsistik pada tingkat yang meneror. Diduga kuat menjalani hubungan istimewa sejenis dengan Ra.
Ikarus saat ini: Mahasiswa Kimia UI

Ares
Dewa perang mitologi Yunani Kuno dengan simbol kepala babi. Berseteru dengan baik dengan Athena, dewi perang Yunani dan pelindung kota Athens.
Terkenal karena gagal move on dan kesulitan melepas tagline 60-61. Memilih berkonsentrasi pada bidang ekonomi dan cukup disayangi para guru. Dalam kelompok IPS, merupakan peraih rerata tertinggi dalam UAN.
Ares saat ini: Mahasiswa Akuntansi UGM

Ceres
Ceres adalah dewi kesuburan dan cukup beruntung masuk dalam susunan 22 kartu tarot utama. Adalah sosok kekanakan dan keibuan dalam satu jiwa, Ceres kerap berbagi makanan dalam jumlah yang menyenangkan. Seperti Zephyrus, Ceres mengambil konsentrasi dalam bidang matematika.
Pada dasarnya terdapat alasan khusus yang menyebabkan seseorang diberi id tertentu. Dan Ceres memperolehnya dengan pertimbangan anugerah yang diberikan oleh Tuhan dalam hal postur tubuh.
Ceres saat ini: Mahasiswa Geografi UGM

Corsiva
Nama Corsiva bukan berasal dari mitologi manapun. Corsiva merupakan potongan dari nama salah satu font paling artisitik dalam aplikasi penulisan, Monotype Corsiva.
Selain bidang biologi yang ditekuninya, Corsiva memiliki kemampuan luar biasa dalam menggambar. Dalam angkatan kami, Corsiva merupakan salah satu maestro, utamnya dalam aliran manga. Dan saya baru tahu kalau kini dia penggila fashion juga, dari beberapa sumber.
Corsiva saat ini: Mahasiswa Manajemen Hutan IPB

Corsica
Seperti Corsiva, nama Corsica tidak tercantum dalam mitologi. Corsica adalah pulau tempat Napoleon Bonaparte diasingkan dan menemui ajal.
Corsica merupakan satu-satunya siswa Insan Cendekia yang dapat masuk ke dalam tiga tim olimpiade sains dalam kurun waktu dua tahun. Corsica terkenal sebagai anak yang rajin dan selalu menempatkan namanya pada puncak daftar rangking kelompok IPA, seingat saya.
Corsica saat ini: Mahasiswa Kedokteran UGM

Siren
Dalam mitologi Yunani Kuno, Siren merupakan hewan laut mistik yang gemar mengganggu para pelaut dengan nyanyian. Merupakan anggota yang paling sering berganti nama. Sebelumnya dinamai Iris, dewi pelangi mitologi Yunani.
Siren mengambil konsentrasi Fisika, sayang sekali saya kurang akrab dengan sosok yang satu ini. Ada yang mau menambahkan, barangkali?
Siren saat ini: Mahasiswa Kedokteran Universitas Tadulako

Layaknya sebuah sistem, SR memuat komponen-komponen yang saling terkait satu dan yang lain. Selain komponen internal berupa anggota diatas, terdapat pula unsur ekstraterestrial yang memengaruhi SR. Dalam tulisan selanjutnya, saya ingin bernostalgia lebih dalam tentang berbagai komponen tersebut, mulai dari Hades, Death Note hingga afiliasi lain di luar SR.  

Kamis, 06 Desember 2012

Brawijaya Spring (?): Sebuah Review

22.42 Posted by Arasy Aziz , No comments

Peringatan: Tulisan ini banyak mengandung penilaian subyektif dengan bahasa sedikit sarkas di beberapa bagian. Diperlukan banyak perspektif, sedikit kecerdasan dan kearifan dalam menilai kebenaran muatan tulisan ini.

Terminologi Arab Spring sempat populer dan menjadi santapan sehari-hari kita apabila rutin menyimak media dalam kurun tiga tahun terakhir. Arab Spring merupakan istilah yang menggambarkan serangkaian protes besar-besaran, revolusi, kerusuhan sipil hingga perang saudara yang terjadi di region Timur Dekat dan Afrika Utara.

Saya menganalogikan gerakan ini dengan apa yang terjadi di Universitas Brawijaya (UB) setahun silam dalam momentum PEMIRA UB 2011. Bedanya, Arab Spring merupakan serangkaian suksesi berdarah dan coup, sementara Brawijaya kalem-kalem saja dan melalui jalan konstitusional. Kesamaannya, baik Arab Spring maupun PEMIRA UB 2011 merupakan serangkaian domino dengan hantaman sistematis dan melahirkan banyak rezim baru. Atas dasar ini saya sebut saja PEMIRA UB 2011 dengan istilah Brawijaya Spring, dengan tanda tanya.

-::-

Dimulai dari aksi bakar diri Mohamed Bouazizi dalam protes atas korupsi polisi dan perawatan kesehatan di Tunisia, gejolak menjalar ke barat hingga Oman, Suriah dan Irak. Gerakan ini sukses menumbangkan dan menyeret Hosni Mubarak ke meja hijau, atau Muammar Gaddafi yang harus menerima nasib dibantai dan disodomi dengan pisau di akhir hayatnya. Ash-sha'b yurid isqat an-nizam, rakyat ingin menumbangkan rezim ini.

Meski tak sekejam Arab Spring, PEMIRA UB 2011 dalam konteks perebutan kursi EM 1 dapat dikatakan mirip jika ditinjau proses kejadiannya. Rangkaian okupasi diawali oleh kesuksesan HMI mengambil alih Eksekutif Mahasiswa (EM) UB dari tangan KAMMI yang telah memegang kuasa selama 11 tahun. Fenomena ini berlanjut pada tingkat fakultas. Salah satu yang paling mengejutkan adalah jatuhnya BEM Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) yang sejak dulu terkenal sebagai basis massa KAMMI. 

Brawijaya Spring dengan tanda tanya merupakan kumulasi dari banyak unsur yang saling menentukan. Namun saya mencatat setidaknya tiga faktor kemenangan layak-simak dari HMI yang diwakili oleh Fandi Rizki pada PEMIRA tahun lalu.

  1. (Konon) Calon yang ganteng
    Konyol, tapi saya masukkan saja karena menggelitik. Dalam sebuah wawancara dengan Kavling 10 (Lembaga Pers Mahasiswa UB) Fandi mengakui bahwa “..yang dibaca oleh teman-teman tim suksesku memang, orang-orang di Brawijaya ini, pemilih hampir 70% itu, face yang dijadikan, yang dijual. Ya itu memang harus diakui mau tidak mau. Memang orang-orang di Brawijaya itu liat face.” Hal ini terbukti salah karena hasil akhir PEMIRA UB 2011 menunjukkan selisih suara berkutat pada angka 187, jauh dari perbandingan 70:30 yang dicita-citakan.

  2. Kesuksesan mendominasi suara fakultas Teknik
    Inilah faktor kongkrit kemenangan Fandi Rizki dalam perebutan kursi EM 1. Teknik sebagai fakultas dengan jumlah mahasiswa terbesar menyimpan potensi konstituen yang amat besar pula. Kepada Kavling 10 Fandi Rizki berujar "Jadi aku yakin kalau cuma gap  sampai sebelum TPS 17 Teknik itu cuma 1200, aku pasti menang.". Lebih detil gambaran tersebut dapat dilihat dari tabel berikut

    Tabel Rekapitulasi Suara PEMIRA UB 2011 (Source: Kavling 10)
    Hingga TPS 16, calon nomor 1 yang notabene berasal dari KAMMI unggul dari calon nomor 2 (Fandi Rizki). Keadaan benar-benar berbalik ketika suara dari TPS 17, 18 dan 19 yang berlokasi di fakultas Teknik dihitung. Dapat dilihat terdapat gap perolehan suara yang mencolok antara kedua calon pada tiga TPS tersebut. Pada akhirnya calon HMI memenangkan 4725 suara, unggul 187 suara dari calon nomor 1. 
    Kemenangan di Teknik ini menjadi luar biasa karena sependek pemahaman saya, suara massa Teknik adalah sesuatu yang mahal. Tentu saja terdapat deal politik dibelakang layar yang telah dibangun oleh para elit kedua kelompok. Hal ini tergambar dari komposisi kabinet EM UB, dimana terdapat dua mahasiswa Teknik yang memegang posisi kementerian kunci (PSDM dan Advokesma) dalam struktur kepengurusan EM tahun 2011. 

  3. @UB_Unofficial
    Sulit dipungkiri bahwa akun pseudononim berengsek ini merupakan motor propaganda kemenangan Fandi Rizki. Strateginya sederhana, selama beberapa waktu @UB_Unofficial berperan sebagai whistle blower kebobrokan yang terjadi di Universitas Brawijaya,. Memasuki momen PEMIRA, akun ini mulai menyebar fitnah dan muslihat terkait calon-calon yang berlatar belakang KAMMI dengan jargon #AsalBukanKAMMI. Para follower yang terlanjur terbuai dengan kepahlawanan @UB_Unofficial kemudian buta kebenaran dan manut saja atas setiap ucapan akun ini. Karena pemilihan EM hanya menyajikan dua calon, secara otomatis massa tergiring untuk memilih calon lainnya yang bukan berasal dari KAMMI, dengan kata lain Fandi Rizki.
    Dengan jargon yang sama efek @UB_Unofficial merambat hingga fakultas, salah satunya di FIA sebagaimana telah saya singgung sebelumnya. Sosok atau golongan dibalik akun ini? tidak ada yang benar-benar tahu, wallahu 'alam.


    -::-
Kita telah memasuki kala hitung mundur PEMIRA UB 2012, artinya kepengurusa EM tahun ini akan segera berakhir. Kembali pada analogi diatas, terminologi Arab Spring, atau secara harfiah berarti Musim Semi Arab, merupakan simbol harapan masyarakat Timur Dekat akan perubahan menyeluruh terhadap kondisi negara mereka masing-masing. Motif inilah yang kemudian mendasari saya memilih istilah Brawijaya Spring dengan  tambahan tanda tanya. Ya, tanda tanya karena arah bunga yang tumbuh, unsur hara yang digunakan dan harum bunga yang mekar dalam musim semi di Brawijaya ini masih layak diperdebatkan.