Fiat Lux

Sabtu, 29 Desember 2012

Malang: Tetirah Dharma Karthanegara

04.14 Posted by Arasy Aziz No comments
“Ini cowok atau cewek? Dari mana?” Pertanyaan bertubi dari seorang bapak mengusik awal lawatan saya ke candi Singosari (secara normatif bernama Singhasari). Harus diakui, helai rambut yang kian memanjang, dan diikat kebelakang, barangkali menggelitik banyak orang untuk bertanya hal yang sama, dengan bercanda tentu saja. Sekenanya saya layani basa-basi ini “Saya cowok kok pak, dari Gorontalo”. Ingin sekali saya tambahkan: dan bapak tahu, saya amat kangen dengan candi.


Kenapa kangen? Momen terakhir kali saya mengunjungi candi berlalu hampir 15 tahun silam. Sebenarnya timbul kesempatan untuk mengakhiri dahaga panjang ini ketika mengikuti pelatnas kebumian di Jogjakarta pada medio 2010. Sayangnya, waktu rehat tak kunjung tiba (tepatnya, saya malas memanfaatkan jeda). Pandangan terdekat lewat begitu saja ketika saya hanya bisa menatap candi Prambanan dari jendela bus yang melaju membelah jalanan penghubung Jogja-Klaten. Lucu juga rasanya kalau telah melanglang ke berbagai penjuru tanah Jawa tapi lupa mengakrabi candi.



Pekan sunyi jelang ujian akhir semester kemudian saya manfaatkan untuk berbuka puasa candi, meski hari yang kami pilih diwarnai rintik hujan. Candi Singosari kemudian menjadi pilihan utama mengingat letaknya yang dapat dijangkau oleh kendaraan umum dari kota Malang. Dalam trip kali ini saya ditemani Novada, seorang teman kuliah. Sepanjang rute Malang-Singosari, angkot kami ubah menjadi warung kopi, membahas politik dan wanita tiada henti. Obrolan kami memang tak pernah jauh dari tema tersebut apabila bersua.

Kenyaataan bahwa candi Singosari terselip diantara pemukiman penduduk dalam area yang sempit cukup mengagetkan. Dalam bayangan saya, candi ini berdiri diatas tanah yang lapang layaknya candi Borobudur dan candi Prambanan yang ikonik. Candi Singosari sendiri berukuran 14 x 14 meter dengan tinggi 15 meter, terbuat dari batuan andesit yang dibangun dengan cara menyusun bongkahan kemudian diukir. Local genius. Andai memiliki kemampuan pisikometri, saya dapat menggunakan 'mata lain' untuk melihat apa yang dilihat batuan ini di masa lampau.


Candi Singosari merupakan peninggalan kerajaan bernama sama. Apabila tidak duduk di laci meja selama belajar sejarah, kita tentu ingat nama-nama seperti Ken Arok, Ken Dedes dan Karthanegara yang menitahkan pendirian candi Singosari. Berdasarkan kitab Negarakartagama, bangunan ini berfungsi sebagai tempat 'pendharmaan' Karthanegara. Eksistensi candi ini juga konon tak lepas dari keberadaan gunung Arjuna dan para pertapa yang bersemayam diatasnya. Komplek candi Singosari pada masa lampau terdiri atas bangunan candi itu sendiri dan arca Dwarapala ganda yang terletak sekitar 100 meter di barat laut. Arca Dwarapala berfungsi sebagai pintu gerbang, selain tiga arca lain yang telah hilang.


Pandangan saya langsung terusik oleh sebuah obyek di halaman candi. Terdapat sebuah arca yang wujudnya amat akrab dengan keseharian saya sebagai mahasiswa. Penjelasan yang saya peroleh dari para juru kunci menyebutkan nama Dewi Parwati, ibunda Ganesha sang dewa ilmu pengetahuan dalam mitologi Hindu, sebagai sosok yang terukir dalam arca tersebut. Sosok ini juga digunakan dalam lambang Universitas Brawijaya (selama ini saya mengira bahwa sosok dalam lambang almamater saya tak lain merupakan lambang para Brawijaya). Sejenak saya menaruh hormat.

Memasuki bagian dalam candi melalui pintu utama di timur, harum dupa langsung menyengat dengan dahsyat. Rupanya candi Singosari masih aktif digunakan untuk sembahyang. Terdapat arca lingga dan yoni yang menghiasi ruang utama, ditemani payung kuning bertingkat yang kerap saya lihat sebagai perlengkapan dalam ritus agama Hindu.


Di tiga penjuru mata angin yang lain terdapat kolong-kolong kosong. Menurut wikipedia, kolong-kolong ini harusnya diisi oleh arca Durga di kolong utara, arca Ganesha di kolong timur dan arca Resi Agastya alias Siwa Maha Guru di kolong selatan. Sayangnya, satu-satunya yang tersisa adalah arca yang disebutkan terakhir. Selebihnya raib tanpa bekas.



Sebelum mengakhir kunjungan, saya teringat titipan salam Fitri, arek Malang kenalan saya yang menghabiskan waktu kuliah di Depok, untuk Ken Dedes. Saya cukup kebingungan dibuatnya karena kondisi arca yang telah kehilangan kepala, otomatis tidak meninggalkan telinga. Akhirnya saya percaya saja, arca yang telah melewati berbagai periode zaman ini barangkali mendengar melalui relung andesit dan mineral kuarsanya yang saling mengunci. Salam saya bisikkan.

Sekelumit Tentang Candi Singosari:
Candi Singosari merupakan candi hindu yang terletak di kecamatan Singosari, kabupaten Malang, Jawa Timur. Didirikan pada abad 13 dibawah perintah Kathanegara, sebelum kerajaan Singosari runtuh dalam sebuah serangan oleh Jayakatwang | Perjalanan dapat ditempuh selama lebih kurang 45 menit dengan menggunakan angkot rute Arjosari – Lawang berbiaya Rp. 2.500,00.- | Masuk candi tidak dikenakan biaya.

Selasa, 25 Desember 2012

Selamat (Merayakan) Natal

08.08 Posted by Arasy Aziz 7 comments


Perdebatan atas boleh tidaknya mengucapkan selamat Natal memiliki tepian yang hampir kabur. Terdengar sepele, namun potensi luka hati dan sentimen agama sangat besar tersimpan, menjadi bom waktu, menunggu ledakan. Sebelum lebih dalam terjebak, baiknya kita memahami terlebih dahulu makna kata 'selamat' itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud sebagai selamat adalah:

1 a terbebas dari bahaya, malapetaka, bencana; terhindar dari bahaya, malapetaka; bencana; tidak kurang suatu apa; tidak mendapat gangguan; kerusakan, dsb; 2 a sehat; 3 a tercapai maksud; tidak gagal; 4 n doa (ucapan, pernyataan, dsb) yg mengandung harapan supaya sejahtera (beruntung, tidak kurang suatu apa, dsb); 5 n pemberian salam mudah-mudahan dl keadaan baik (sejahtera, sehat dan afiat, dsb): -- datang; -- jalan; -- malam (pagi, siang); -- tahun baru; -- tinggal;”

Pemahaman tentang kata selamat ini nantinya amat berguna (utamanya untuk saya) dalam menyusun formula ucapan selamat Natal yang abu-abu, toleran dan semoga tidak menjurus kufur.

Sependek pengetahuan saya, tidak ada larangan resmi dalam Al-Quran maupun Hadits akan ucapan selamat Natal. Larangan ucapan selamat Natal berasal dari ijtihad para ulama, yang diakui sebagai sumber hukum Islam ke tiga. Terdapat sebuah hadits ber-sanad jayid/baik yang berbunyi “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”(HR Ahmad dan Abu Daud) sebagai landasan. Mengirimkan ucapan 'selamat natal' konon termasuk dalam kategori ini, dengan memerhatikan pemaknaan mengenai kalimat 'selamat natal' secara keseluruhan. 

Di lain sisi, alasan yang dikemukan para pakar yang pro-ucapan natal dapat dinilai mengandung sesat pikir (logical fallacy). Terdapat sejumlah ayat yang kerap dikutip, semisal Q.S 19: 33 yang intinya menjelaskan bagaimana Nabi Isa AS bershalawat untuk dirinya. Para alim kemudian menisbatkan ucapan selamat natal sebagai bentuk shalawat terhadap Nabi Isa AS. Menggunakan ayat ini sebagai preposisi adalah kurang tepat, mengingat terdapat perbedaan mendasar dan substansial tentang cara pandang umat Nasrani dan umat Islam terhadap posisi Nabi Isa AS. Yang patut digaris bawahi, perbedaan ini justru melahirkan keharusan bagi setiap individu untuk menghargai nilai-nilai ajaran agama lain. “Lakum diinu kum wal yadiin”, bagimu agamamu, bagiku agamaku (Q.S 109: 6).

Saya pikir, alasan yang paling logis adalah tuntutan toleransi beragama dalam model masyarakat modern yang bhinneka. Hal ini tak lepas dari pengalaman pribadi saya mengenai kentalnya nilai-nilai pengertian dalam kehidupan sehari-hari. Saya, yang dilahirkan dan tumbuh besar di Manado, sejak dini terbiasa turut serta dalam perayaan Natal dengan berkeliling ke rumah-rumah tetangga, hal serupa yang dilakukan teman-teman Nasrani jelang Idul Fitri (ingat, saya masih kecil waktu itu dan belum paham). Detik-detik menjadi seorang kakak pada malam tanggal 24 Desember 1998 di tengah khidmat kidung Natal juga memberi kesan tak terlupakan. Argumen yang lebih Islami? Dalam Sirah Nabwiyah dituturkan bahwa Rasulullah SAW pernah mempersilahkan sekelompok umat Nasrani untuk beribadah di dalam mesjid.

Sebagian besar umat muslim terkadang melupakan motif dan tidak melakukan kajian linguistik mendalam atas sebuah ucapan Natal. Dalam kasus ini saya cenderung menganut paham yang menolak memisahkan antara apa yang dirumuskan dalam dunia ide dan apa yang kemudian diucapkan sebagai bukti empiris sebagai jawaban awal. Saya percaya tidak pernah ada maksud menyekutukan Allah dalam setiap ucapan Natal yang dikirimkan seorang muslim. Namun tanpa sadar, 'Selamat Natal' berpotensi memberi cela tak terlihat apabila muatan kedua kata tersebut dipahami secara komprehensif. Dalam keadaan simalakama ini kemudian penelusuran lingua ditambahkan.

Jalan tengah masalah ini terdapat pada logika permainan dan pemilihan kata sebagai dasar yang digunakan guna merumuskan kalimat yang mendekati tepat. Rumusan ini, menurut hemat saya, berwujud kalimat 'selamat merayakan natal'. 'Merayakan Natal' menjadi sebuah frase yang menggandeng kata 'selamat', dan akan menyebabkan perubahan makna signifikan dalam sebuah ucapan Natal. Penekanan selamat dalam rangkaian kata tersebut terdapat pada aktivitas kawan kita sebagai manusia dan tidak terlalu memerhatikan nilai kebenaran relatif Natal itu sendiri. Dapat dimaknai disini bahwa kata 'Selamat Merayakan Natal', dengan tidak melupakan definisi kata 'selamat' yang saya jabarkan di awal, memuat makna semoga kamu tidak mengalami hal yang tidak diinginkan selama merayakan natal. Apabila Natal bernilai universal bagi umat Nasrani, maka aktivas 'merayakan' amat bergantung pada interpretasi individual, hal yang ditekankan dalam kalimat ini. Seseorang bisa saja merayakan dengan tidur, makan, beribadah atau melakukan perjalanan wisata. Meski gagasan ini masih layak diperdebatkan dan barangkali dangkal, luaran yang diharapkan adalah sebuah ucapan yang netral dapat dihaturkan tanpa mengesampingkan nilai-nilai aqidah dan toleransi beragama. Wallahu'alam.

Selamat merayakan Natal!

Death Note

05.39 Posted by Arasy Aziz , No comments
source: deathnoteloverz.blogspot.com

Para nerd yang rutin menziarahi rak komik di toko buku pada rentang 2010-2011 pasti kenal judul ini: Death Note. Manga ini memaparkan kisah pergelutan dua kubu dalam balutan cerita supranatural. Semuanya bermula ketika Light Yagami, seorang siswa SMA jenius menemukan Death Note milik shinigami Ryuuk. Masalah muncul ketika Light mulai menggunakan Death Note untuk membantai satu persatu para pesakitan dan orang yang menghalanginya, sembari berlindung dibawah nama Kira. Hal ini kemudian menarik L, seorang detektif untuk turut mengurai benang merah yang kusut. Drama rumit berlanjut dan seterusnya. Hebatnya, dalam kepercayaan saya, bagi yang serius membaca akan mulai berpikir bahwa nilai kebenaran suatu perilaku adalah relatif.

Satidaknya ada dua entitas yang berelasi karib, antara manga Death Note dan SR (jika anda masih ingat kelompok kami ini). Pertama, sosok Kira yang merupakan inspirasi terbesar sosok pemimpin kami. Kedua, dan yang paling penting, buku Death Note itu sendiri.

Kami (atau saya tepatnya) berusaha mati-matian menghidupkan Death Note dalam kehidupan nyata. Cita itu menemui jalannya ketika saya mendapat hibah sebuah buku catatan tahunan rilisan pemerintah provinsi. Rupa buku ini demikian ideal dan memenuhi gambaran dalam benak saya tentang bagaimana seharusnya Death Note berwujud. Dengan sedikit permak dan baluran tipe-x, 'Death Note' lahir.

Death Note (lebih sering kami sebut DN) kemudian benar-benar menjadi catatan 'kematian'. Pada zaman pergerakan siswa intra sekolah MAN Insan Cendekia Gorontalo tahun 2008 dikenal adanya indivudu-individu berlabel jasus, mata-mata dalam bahasa arab. Pada hari tertentu di masa itu (hingga kini barangkali) para siswa diwajibkan untuk berbahasa asing di sekolah dan para pelanggar harus diganjar hukuman. Jasus direkrut dari para pelanggar aturan bahasa tersebut, dan diwajibkan menemukan mereka yang tidak mematuhi aturan yang sama. Embrio SR bisa dibilang lahir dari kelompok ini.

Waktu itu kami, Ra, Osiris dan Cerberus, duduk di kelas satu dan menjelma menjadi jasus permanen yang secara sukarela bekerja sebagai pencari kesalahan. Kami berubah menjadi makelar pelanggaran bahasa dalam arti sebenarnya. Bersama para jasus lain kami dibekali selembar kertas untuk menulis pelanggaran bahasa. Bedanya, para jasus akan langsung menyerahkan lembaran yang telah terisi kepada divisi bahasa, sementara kami menyalin semuanya ke DN.

Lepas SR berdiri, DN mengalami diversifikasi fungsi. Jika sebelumnya berkutat pada rangkuman catatan pelanggaran bahasa, muatan buku ini bertambah dengan signifikan. Salah satu yang paling semarak adalah korespondensi antar anggota. Didalam DN kami bercakap lewat tulisan, membicarakan banyak hal, mulai dari cita-cita dan target bersama hingga pemohonan berbagi makanan. Lucunya, Ikarus sebelum bergabung dengan SR kami tunjuk sebagai kurir percakapan. Selain itu termuat data anggota, lambang, catatan-catatan dan aksara SR. Amat disayangkan rantai regenerasi organisasi kami tidak berlanjut, menjadikan cita-cita untuk mewariskan DN secara turun-temurun harus pupus (dapat saya bayangkan, posisi DN beberapa tahun kedepan akan serupa tengkorak Geronimo dalam kultur Skull and Bones, andai kami memiliki penerus). Kini, lembaran-lembaran DN tersimpan rapi dalam rak buku saya yang berdebu.

Minggu, 16 Desember 2012

SR: Storm Rider, Science Robber, Sentrum.

19.45 Posted by Arasy Aziz , No comments


Saya melihat adanya kecenderungan, bahwa para siswa yang menghabiskan sebagian akhir masa mudanya di asrama gemar membentuk organisasi rahasia. Salah satu yang paling legendaris adalah Skull and Bones yang didirikan para mahasiswa University of Yale, New Haven, Connecticut, Amerika Serikat. Dari rahim organisasi yang berdiri tahun 1832 ini lahir sejumlah presiden AS seperti George Bush dan anaknya. Kisah pemuda yang membentuk persekutuan di asrama juga tak luput diangkat ke layar perak. Salah satu yang paling saya ingat adalah kisah Dead Poet Society dalam film berjudul sama. Saya menonton film ini pertama kali di tahun pertama MAN, dan mengenang setidaknya dua adagium: Carpe Diem dan Oh Captain, My Captain.

Hasrat untuk membentuk organisasi rahasia kemudian menghinggapi kami, bertiga waktu itu, siswa MAN Insan Cendekia Gorontalo. Perlu diketahui sebelumnya bahwa MAN kami menganut sistem sekolah berasrama, sehingga intensitas bertemu dengan kawan seperjuangan berada pada level 'dari bangun tidur hingga tidur kembali'. Kedekatan yang karib ini memudahkan kami menemukan kawan-kawan yang sepaham (Saya duga motif ini berlaku pula dibalik setiap organisasi rahasia). Kami kemudian menghimpun diri dibawah naungan nama SR, Storm Rider, terinspirasi dari manga Air Gear. Pada perjalanannya SR memiliki sejumlah nama lain. Science Robber misalnya, untuk mendefinisikan kami sebagai kelompok yang haus ilmu. Atau Sentrum, dalam upaya memposisikan diri sebagai sumbu rotasi Insan Cendekia. Dalam SR berlaku aturan bahwa setiap anggota memiliki id yang diambil dari nama-nama legendaris. Nama-nama ini diharuskan mengandung 's' dan 'r', dua huruf yang menyusun nama organisasi.

Siapa kami bertiga itu? Para anggota perdana ini adalah Ra, Osiris dan Cerberus. Kami bertiga kemudian mulai merekrut satu persatu anggota, berturut-turut Zephyrus, Ceres, Siren, Ikarus, Ares, Corsiva dan Corsica. Sempat timbul wacana agar menjadikan organisasi ini lestari dengan merekrut junior, namun usul ini tidak bulat diterima. Takdir barangkali. Menurut Karen Armstrong, 10 adalah bilangan paripurna. Dan menjadi 11, andai Infinity Matter dihitung.

Infinity Matter (IM)

Tokoh tertinggi dalam struktur organisasi kami. Eksistensinya misterius. Merupakan pemberi kuasa kepada Ra untuk mengepalai organisasi.

Ra
Nama Ra bersumber dari nama dewa matahari bangsa Mesir Kuno sebelum Akhenaten membawa ajaran dengan dewa matahari Aten. Dalam sejarah Ra dan Amon (dewa bulan) tewas dibunuh Seth. Keduanya kemudian hidup kembali dan berfusi menjadi Amon-Ra.
Satu-satunya anggota yang diberi kuasa khusus untuk tidak menggunakan huruf 's' dalam id-nya. Ra adalah sosok pemimpin SR. Berafiliasi dalam OSIS MAN Insan Cendekia Gorontalo sebagai anggota divisi Bahasa.
Ra saat ini: Mahasiswa Teknik Sipil UGM

Osiris
Osiris merupakan dewa langit dalam mitologi delta sungai nil kuno. Osiris menjadi salah satu korban dalam pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Seth, sebelum bangkit kembali setelah tewasnya Seth ditangan Horus, dewa angin anak Osiris.
Osiris sempat menjadi bagian dari tim olimpiade sains Insan Cendekia Gorontalo dengan mengambil konsentrasi ilmu bumi. Dikenal sebagai salah satu dari the big four pengetahuan populer di kalangan putra angkatan dua belas. Ya Tuhan, semakin panjang saya menulis tentang Osiris, semakin kuat rasa mual menyergap.
Osiris saat ini: Mahasiswa Hukum UB

Cerberus
Anjing berkepala tiga peliharaan Hades dalam mitologi Yunani Kuno, demikian Cerberus dikenal. Sempat diberitakan bertarung dengan Herakles dalam sebuah epos.
Cerberus kami adalah legenda mata pelajaran biologi, sebuah hal yang menyebabkan dia berkawan akrab dengan Hades (Siapa Hades? Next time!). Cerberus memerankan posisi penting sebagai kepala divisi spionase. Pada ujian akhir masa SMA dia memperoleh rerata nilai tertinggi. Epic!
Cerberus saat ini: Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian IPB

Zephyrus
Angin barat yang dingin, gemar menerbangkan kelopak bunga sakura. Zephyrus adalah dewa matematika dalam keluarga kecil kami. Memiliki sifat dingin dan gemar tidur (sifat umum yang dimiliki para tetua matematika di angkatan kami). Layak dipuji karena sukses mempertahankan hubungan jarak jauh yang telah berjalan hampir tiga tahun.
Zephyrus saat ini: Mahasiswa Teknik Kimia ITB

Ikarus
Dalam sebuah kisah diceritakan Ikarus merakit sayap yang dapat menerbangkannya ke langit. Ikarus berhasil, namun jumawa berlebihan hingga sayapnya terbakar dalam upaya menggapai matahari. Dia tewas dan jatuh ke bumi.
Ikarus mengambil konsentrasi pada bidang kimia. Legendaris sebagai sosok narsistik pada tingkat yang meneror. Diduga kuat menjalani hubungan istimewa sejenis dengan Ra.
Ikarus saat ini: Mahasiswa Kimia UI

Ares
Dewa perang mitologi Yunani Kuno dengan simbol kepala babi. Berseteru dengan baik dengan Athena, dewi perang Yunani dan pelindung kota Athens.
Terkenal karena gagal move on dan kesulitan melepas tagline 60-61. Memilih berkonsentrasi pada bidang ekonomi dan cukup disayangi para guru. Dalam kelompok IPS, merupakan peraih rerata tertinggi dalam UAN.
Ares saat ini: Mahasiswa Akuntansi UGM

Ceres
Ceres adalah dewi kesuburan dan cukup beruntung masuk dalam susunan 22 kartu tarot utama. Adalah sosok kekanakan dan keibuan dalam satu jiwa, Ceres kerap berbagi makanan dalam jumlah yang menyenangkan. Seperti Zephyrus, Ceres mengambil konsentrasi dalam bidang matematika.
Pada dasarnya terdapat alasan khusus yang menyebabkan seseorang diberi id tertentu. Dan Ceres memperolehnya dengan pertimbangan anugerah yang diberikan oleh Tuhan dalam hal postur tubuh.
Ceres saat ini: Mahasiswa Geografi UGM

Corsiva
Nama Corsiva bukan berasal dari mitologi manapun. Corsiva merupakan potongan dari nama salah satu font paling artisitik dalam aplikasi penulisan, Monotype Corsiva.
Selain bidang biologi yang ditekuninya, Corsiva memiliki kemampuan luar biasa dalam menggambar. Dalam angkatan kami, Corsiva merupakan salah satu maestro, utamnya dalam aliran manga. Dan saya baru tahu kalau kini dia penggila fashion juga, dari beberapa sumber.
Corsiva saat ini: Mahasiswa Manajemen Hutan IPB

Corsica
Seperti Corsiva, nama Corsica tidak tercantum dalam mitologi. Corsica adalah pulau tempat Napoleon Bonaparte diasingkan dan menemui ajal.
Corsica merupakan satu-satunya siswa Insan Cendekia yang dapat masuk ke dalam tiga tim olimpiade sains dalam kurun waktu dua tahun. Corsica terkenal sebagai anak yang rajin dan selalu menempatkan namanya pada puncak daftar rangking kelompok IPA, seingat saya.
Corsica saat ini: Mahasiswa Kedokteran UGM

Siren
Dalam mitologi Yunani Kuno, Siren merupakan hewan laut mistik yang gemar mengganggu para pelaut dengan nyanyian. Merupakan anggota yang paling sering berganti nama. Sebelumnya dinamai Iris, dewi pelangi mitologi Yunani.
Siren mengambil konsentrasi Fisika, sayang sekali saya kurang akrab dengan sosok yang satu ini. Ada yang mau menambahkan, barangkali?
Siren saat ini: Mahasiswa Kedokteran Universitas Tadulako

Layaknya sebuah sistem, SR memuat komponen-komponen yang saling terkait satu dan yang lain. Selain komponen internal berupa anggota diatas, terdapat pula unsur ekstraterestrial yang memengaruhi SR. Dalam tulisan selanjutnya, saya ingin bernostalgia lebih dalam tentang berbagai komponen tersebut, mulai dari Hades, Death Note hingga afiliasi lain di luar SR.  

Kamis, 06 Desember 2012

Brawijaya Spring (?): Sebuah Review

22.42 Posted by Arasy Aziz , No comments

Peringatan: Tulisan ini banyak mengandung penilaian subyektif dengan bahasa sedikit sarkas di beberapa bagian. Diperlukan banyak perspektif, sedikit kecerdasan dan kearifan dalam menilai kebenaran muatan tulisan ini.

Terminologi Arab Spring sempat populer dan menjadi santapan sehari-hari kita apabila rutin menyimak media dalam kurun tiga tahun terakhir. Arab Spring merupakan istilah yang menggambarkan serangkaian protes besar-besaran, revolusi, kerusuhan sipil hingga perang saudara yang terjadi di region Timur Dekat dan Afrika Utara.

Saya menganalogikan gerakan ini dengan apa yang terjadi di Universitas Brawijaya (UB) setahun silam dalam momentum PEMIRA UB 2011. Bedanya, Arab Spring merupakan serangkaian suksesi berdarah dan coup, sementara Brawijaya kalem-kalem saja dan melalui jalan konstitusional. Kesamaannya, baik Arab Spring maupun PEMIRA UB 2011 merupakan serangkaian domino dengan hantaman sistematis dan melahirkan banyak rezim baru. Atas dasar ini saya sebut saja PEMIRA UB 2011 dengan istilah Brawijaya Spring, dengan tanda tanya.

-::-

Dimulai dari aksi bakar diri Mohamed Bouazizi dalam protes atas korupsi polisi dan perawatan kesehatan di Tunisia, gejolak menjalar ke barat hingga Oman, Suriah dan Irak. Gerakan ini sukses menumbangkan dan menyeret Hosni Mubarak ke meja hijau, atau Muammar Gaddafi yang harus menerima nasib dibantai dan disodomi dengan pisau di akhir hayatnya. Ash-sha'b yurid isqat an-nizam, rakyat ingin menumbangkan rezim ini.

Meski tak sekejam Arab Spring, PEMIRA UB 2011 dalam konteks perebutan kursi EM 1 dapat dikatakan mirip jika ditinjau proses kejadiannya. Rangkaian okupasi diawali oleh kesuksesan HMI mengambil alih Eksekutif Mahasiswa (EM) UB dari tangan KAMMI yang telah memegang kuasa selama 11 tahun. Fenomena ini berlanjut pada tingkat fakultas. Salah satu yang paling mengejutkan adalah jatuhnya BEM Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) yang sejak dulu terkenal sebagai basis massa KAMMI. 

Brawijaya Spring dengan tanda tanya merupakan kumulasi dari banyak unsur yang saling menentukan. Namun saya mencatat setidaknya tiga faktor kemenangan layak-simak dari HMI yang diwakili oleh Fandi Rizki pada PEMIRA tahun lalu.

  1. (Konon) Calon yang ganteng
    Konyol, tapi saya masukkan saja karena menggelitik. Dalam sebuah wawancara dengan Kavling 10 (Lembaga Pers Mahasiswa UB) Fandi mengakui bahwa “..yang dibaca oleh teman-teman tim suksesku memang, orang-orang di Brawijaya ini, pemilih hampir 70% itu, face yang dijadikan, yang dijual. Ya itu memang harus diakui mau tidak mau. Memang orang-orang di Brawijaya itu liat face.” Hal ini terbukti salah karena hasil akhir PEMIRA UB 2011 menunjukkan selisih suara berkutat pada angka 187, jauh dari perbandingan 70:30 yang dicita-citakan.

  2. Kesuksesan mendominasi suara fakultas Teknik
    Inilah faktor kongkrit kemenangan Fandi Rizki dalam perebutan kursi EM 1. Teknik sebagai fakultas dengan jumlah mahasiswa terbesar menyimpan potensi konstituen yang amat besar pula. Kepada Kavling 10 Fandi Rizki berujar "Jadi aku yakin kalau cuma gap  sampai sebelum TPS 17 Teknik itu cuma 1200, aku pasti menang.". Lebih detil gambaran tersebut dapat dilihat dari tabel berikut

    Tabel Rekapitulasi Suara PEMIRA UB 2011 (Source: Kavling 10)
    Hingga TPS 16, calon nomor 1 yang notabene berasal dari KAMMI unggul dari calon nomor 2 (Fandi Rizki). Keadaan benar-benar berbalik ketika suara dari TPS 17, 18 dan 19 yang berlokasi di fakultas Teknik dihitung. Dapat dilihat terdapat gap perolehan suara yang mencolok antara kedua calon pada tiga TPS tersebut. Pada akhirnya calon HMI memenangkan 4725 suara, unggul 187 suara dari calon nomor 1. 
    Kemenangan di Teknik ini menjadi luar biasa karena sependek pemahaman saya, suara massa Teknik adalah sesuatu yang mahal. Tentu saja terdapat deal politik dibelakang layar yang telah dibangun oleh para elit kedua kelompok. Hal ini tergambar dari komposisi kabinet EM UB, dimana terdapat dua mahasiswa Teknik yang memegang posisi kementerian kunci (PSDM dan Advokesma) dalam struktur kepengurusan EM tahun 2011. 

  3. @UB_Unofficial
    Sulit dipungkiri bahwa akun pseudononim berengsek ini merupakan motor propaganda kemenangan Fandi Rizki. Strateginya sederhana, selama beberapa waktu @UB_Unofficial berperan sebagai whistle blower kebobrokan yang terjadi di Universitas Brawijaya,. Memasuki momen PEMIRA, akun ini mulai menyebar fitnah dan muslihat terkait calon-calon yang berlatar belakang KAMMI dengan jargon #AsalBukanKAMMI. Para follower yang terlanjur terbuai dengan kepahlawanan @UB_Unofficial kemudian buta kebenaran dan manut saja atas setiap ucapan akun ini. Karena pemilihan EM hanya menyajikan dua calon, secara otomatis massa tergiring untuk memilih calon lainnya yang bukan berasal dari KAMMI, dengan kata lain Fandi Rizki.
    Dengan jargon yang sama efek @UB_Unofficial merambat hingga fakultas, salah satunya di FIA sebagaimana telah saya singgung sebelumnya. Sosok atau golongan dibalik akun ini? tidak ada yang benar-benar tahu, wallahu 'alam.


    -::-
Kita telah memasuki kala hitung mundur PEMIRA UB 2012, artinya kepengurusa EM tahun ini akan segera berakhir. Kembali pada analogi diatas, terminologi Arab Spring, atau secara harfiah berarti Musim Semi Arab, merupakan simbol harapan masyarakat Timur Dekat akan perubahan menyeluruh terhadap kondisi negara mereka masing-masing. Motif inilah yang kemudian mendasari saya memilih istilah Brawijaya Spring dengan  tambahan tanda tanya. Ya, tanda tanya karena arah bunga yang tumbuh, unsur hara yang digunakan dan harum bunga yang mekar dalam musim semi di Brawijaya ini masih layak diperdebatkan.

Rabu, 28 November 2012

Malang: Pulau Sempu - Boy's Time, Controversy

03.09 Posted by Arasy Aziz 4 comments
Bagi penggemar wisata pantai dan trekking, Pulau Sempu memadukan keduanya secara paripurna. Keelokan yang tersaji ditengah kontroversi.

"Yang cewek nggak usah diajaklah", ujar seorang teman yang segera kami amini. Kami tengah terjebak dalam diskusi panjang tentang rencana menghabiskan akhir pekan panjang. Kami memutuskan untuk berkemah semalam di Pulau Sempu. Mengajak teman wanita tampaknya akan jadi ide konyol lagi merepotkan.




Bayangan ini terbukti benar kemudian. Pulau Sempu mejadi legendaris oleh pantai kladestin yang mengelilingi sebuah danau air asin di tengah pulau bernama Segoro Anakan. Danau Segoro Anakan sendiri bersumber dari resapan air laut Samudra Hindia yang mengepung pulau. Dan untuk mencapainya, kami diharuskan menempuh setapak jalan tanah membelah formasi hutan dataran rendah yang menguras energi. Siksa kami berlipat oleh tenda yang harus digotong bergantian. Lepas satu jam, kami tiba di pinggiran danau. Pemandangan yang tersaji sukses mengisi kembali tenaga kami yang hampir habis.



Sayangnya, kami tidak sendiri. Di sekitar Segoro Anakan telah berdiri puluhan tenda lain yang saling membatasi ruang. Alhasil, kami mendirikan tenda prematur dengan kemiringan hampir 45 derajat di kaki bukit. Selanjutnya mudah saja ditebak. Kami mengerjakan hal-hal klise yang menyenangkan layaknya para pejalan pantai lain. Dari tandas matahari hingga pagi menjelang di hari berikutnya, kami bersuka cita.

-::-


Tulisan saya belum usai. Terlepas dari keriaan akhir pekan panjang, terselip sedikit rasa mengganjal yang minta disemburkan. Kritik terbesar terhadap model pengelolaan Pulau Sempu adalah 'kemudahan luar biasa' untuk memperoleh akses masuk. Sejak 1928, Pulau Sempu telah memperoleh status Natuurmonumen alias Cagar Alam. Status ini menimbulkan kewajiban prosedural untuk dapat menikmati isi perut Pulau Sempu yang oleh hukum positif  dibatasi untuk tujuan edukasi dan penelitian lestari. Setidaknya terdapat tiga pertimbangan para peneliti Belanda kala itu: menjadikan Pulau Sempu sebagai gudang cadangan plasma nuftah, perlindungan terhadap spesies langka seperti Macan Tutul dan Bajing Tanah yang menghuni kawasan tersebut dan agar Pulau Sempu  tidak dijadikan lokasi pelarian para penggerak pemberontakan.


Anehnya, kami hanya perlu merogoh sedikit isi dompet untuk memperoleh 'surat sakti' sebagai izin masuk ke kawasan Pulau Sempu. Tawaran akan hal ini bahkan secara terang-terangan diungkapkan seorang petugas. "Daripada harus ke Surabaya dulu", ujarnya. Hal ini saya simpulkan sebagai upaya memanfaatkan minimnya pengetahuan banyak orang tentang status cagar alam Pulau Sempu dan prosedur normal perizinan, birokrasi yang berliku, lemahnya pengawasan dan keindahan panorama yang dijanjikan. Semua faktor ini diakumulasi dan berbuah pungutan liar.



Pada Juni 2012 yang lalu dalam sebuah dialog bertajuk "Pulau Sempu antara cagar alam dan wisata" yang diselenggarakan Komunitas Peduli Sempu di pendapa Kabupaten Malang timbul wacana tentang model pengelolaan ideal bagi Pulau Sempu. Pemerintah Kabupaten Malang yang wilayah kekuasaannya melingkupi area Pulau Sempu disarankan untuk mengajukan permohonan pergantian status Pulau Sempu dari cagar alam menjadi taman wisata alam. Perubahan status ini kemudian akan memberikan kemudahan bagi siapapun untuk mengakses Pulau Sempu. Sayangnya, model ideal ini tetap akan jadi sembilu bermata ganda. Dalam bayangan saya, perubahan status akan menimbulkan profit yang luar biasa bagi seluruh elemen yang terlibat dalam praktek pengelolaan Pulau Sempu. Namun, sudahkan kita menyimak gerutu segerombolan lutung jawa yang bergelayut diantara dahan?


Kamis, 22 November 2012

#YNWA

01.03 Posted by Arasy Aziz No comments
"Liverpool fans were great to me, I still live near the city and they always come up and shake my hand."  
Paul Ince.

#YNWA!! (Source: Guardian)

Waktu itu tahun 2005, ketika saya mulai berkenalan lebih dekat dengan Liverpool. Adalah momen final Liga Champions di Istambul yang membuat saya terkagum bukan kepalang. Bayangkan tim anda ketinggalan tiga gol tanpa balas di babak pertama dalam sebuah partai puncak. Sakit, malu, patah arang, hal serupa yang mungkin hampir dirasakan para pemain Liverpool ketika berhadapan AC Milan waktu itu. Namun sebuah keajaiban terjadi. Liverpool mengejar ketinggalan, dan drama adu penalti berhasil dimenangkan. The Big Ear berhasil diboyong ke tepian sungai Mersey.

Saya membaca ulasan pertandingan dari setiap majalah anak yang saya punya, dan hampir semuanya tak luput menyinggung sihir serangkaian kata yang sama: You'll Never Walk Alone (selanjutnya saya singkat YNWA). Yang terjadi kemudian adalah, YNWA benar-benar merasuk, menjadi semacam bahan bakar pribadi bagi saya selain Tuhan, keluarga dan teman. Kalimat ini kemudian selalu saya pegang dalam setiap ujian yang saya lewati. Dalam ujian akhir sekolah hingga Madrasah Aliyah, kala terjebak dalam sebuah ujian tertulis Olimpiade Sains Nasional penuh angka tanpa kalkulator. Dan hasilnya selalu baik. Saya lulus ujian nasional Bahasa Indonesia meskipun lembar jawabannya yang menjengkelkan itu terkena tetes minyak rambut. Saya beroleh prestasi yang cukup baik dalam ajang adu-otak SMA tingkat nasional. Semesta bersama saya, walau mungkin saya berlebihan dalam mengaitkan sementara kuasa ilahiyat lebih besar dalam hal ini.

Tagline YNWA pada dasarnya berasal dari sebuah lagu berjudul sama yang didendangkan Gerry and the Pacemakers tahun 1945. Bill Shankly (manajer tersukses Liverpool dan karib frontman band tersebut), langsung jatuh hati pada lagu ini dan dari The Kop, lagu ini pertama kali membahana di Anfield.

Kepemilikan YNWA sebagai anthem kebangsaan memang bukan hak absolut Liverpudlian. Di seluruh penjuru bumi tecatat setidaknya fans Glasgow Celtic, Borussia Dortmund, FC Kaiserslautern, CSKA Sofia, Rapid Vienna, Dinamo Zagreb, Ajax Amsterdam, Twente, FC St Pauli, FC Tokyo hingga Persipura Jayapura kerap menyanyikan lagu ini. Bahkan Manchaster United lampau sempat menjadi salah satu  unit paduan suara YNWA untuk mengenang tragedi Munich.


Tapi Liverpool dan YNWA-nya rasanya sulit benar dipisahkan. YNWA telah menyatu dalam lambang klub sejak perayaan 100 tahun Merseyside merah. YNWA eksis di gerbang Shankly dan Pasley yang didirikan sebagai penghargaan atas jasa besar keduanya. YNWA menjadi ritus dalam setiap pertandingan kandang Liverpool, dinyanyikan pada 5 menit sebelum dan jelang akhir pertandingan. YNWA dikidungkan dalam setiap peringatan tragedi Hillsborough yang memilukan. Bagi saya pribadi, YNWA adalah landasan filsafat, konstitusi mini, azaz, staat fundamental norm, sejarah, masa kini dan masa depan Liverpool, dan sekali lagi, bahan bakar.


Atas dasar itulah saya getir hingga marah ketika beberapa waktu lalu kalimat ini kerap diplesetkan serampangan. Saya mungkin masih mampu berbagi tawa ketika pemain Liverpool bermain buruk dan menyebalkan. Atau pelatih yang kurang cakap dan lihai membaca alur permainan sehingga layak-olok. Namun menghina YNWA adalah menghina sistem. Aneh betul. Ketika muncul istilah You'll Never Win Again atau tagar #YAWN, saya mencak-mencak di linimasa. Padahal jika ditimbang-timbang semangat YNWA tak secara egois dinikmati Liverpudlian sendirian.

Semisal di Anfield, 3 Maret lalu, awal babak kedua pertandingan Liverpool vs Arsenal berubah menjadi thriller ketika Mikel Arteta yang bertabrakan dengan Jordan Handerson tak kunjung bangkit. Seluruh isi stadion terdiam,  komentator di layar kaca terus bergumam, kami yang menyimak teak habis bercakap hingga paramedis siap mengangkut Arteta yang pingsan ke luar lapangan. Dan momen luar biasa terjadi. Ribuan penonton, dominan Liverpudlian, dari seluruh penjuru tribun serempak mengalunkan standing ovation panjang hingga rombongan bertandu itu hilang dari pandangan. Semuanya seolah menggumamkan pesan: You'll Never Walk Alone, Arteta!
    
Puji Tuhan, sang gelandang Spanyol tak harus menanggung cedera serius. Usai siuman, Arteta menulis surat terbuka yang mengesankan 'It is touching to receive that response from the fans of a great club when I am leaving the pitch injured. Thank you'. Suatu hal yang mendamaikan hati, meskipun saya harus nelangsa karena Liverpool kalah 2-1 pada pertandingan tersebut dan kenyataan mereka tidak mencetak gol sama sekali (satu gol Liverpool merupakan 'sumbangan' dari Laurent Koscielny, pemain belakang Arsenal).

Terakhir, saya tutup tulisan emosional ini dengan satu quote dari Thierry Henry "Supporter Liverpool sangat mengesankan, satu-satunya perasaan dan moment yang aku ingin rasakan ketika bertandang ke Anfield adalah Ketika tersentak melihat para supporter berdiri dan mulai menyanyikan You'll Never Walk Alone. I love it ". Hingga kini saya masih merawat asa agar suatu saat nanti dapat berdiri di The Kop, mengangkat syal merah saya tinggi-tinggi dan bersama meruntuhkan langit dengan nyanyian You'll Never Walk Alone.

Kamis, 25 Oktober 2012

Revolusi!!

01.03 Posted by Arasy Aziz 2 comments
Saya sempat berpikir untuk senantiasa berkomitmen menulis tentang kisah-kisah perjalanan saya di blog ini. Saya memang berniat untuk jadi travel blogger berkelas suatu saat nanti. Tapi, toh, hampir semua manusia akan mengalaminya, rasa jenuh. Terlalu banyak berkutat dengan kisah perjalanan membuat segalanya terasa stagnan, kemampuan menulis saya, pisau analisis, dan banyak hal lainnya. Membiarkan laman-laman ini menganggur terlalu lama pun rasanya merupakan kesia-siaan, sementara tak setiap saat saya diberi kesempatan untuk berkelana. 

Banyak hal yang rasanya menumpuk dipikiran saya, tentang segala hal. Saya mulai menemukan media yang tepat. Dibanding membuat akun blog baru, memanfaatkan situs yang telah ada adalah pilihan yang bijaksana. Maka mulai detik ini, revolusi bermula!!

Jumat, 06 Juli 2012

Malang: Piknik Harum Selecta

06.08 Posted by Arasy Aziz No comments

Dari monopoli hingga piknik yang wangi.

Saya mengenal Selecta jauh sebelum memutuskan untuk melanjutkan studi perguruan tinggi di Malang. Bukan dari buku atau televisi, tapi dari permainan monopoli yang mengisi hari-hari masa kecil saya. Entah mengapa, nama Selecta merupakan salah satu tempat di papan permainan itu yang paling terngiang namanya hingga kini. Bayangan tentang permainan monopoli dan Selecta kembali menyeruak kala saya bersama rekan seorganisasi di kampus berusaha memutuskan untuk kemana hendak melepas penat pasca ujian yang melelahkan. Diselingi debat sengit, akhirnya kami mufakat untuk mengunjungi Selecta.

Deretan bunga dengan latar belakang tulisan Selecta
Selecta merupakan salah satu destinasi favorit warga yang hendak menghabiskan liburan di Kota Batu, sebuah kota wisata yang terletak di barat Malang. Wajar rasanya, mengingat Selecta merupakan destinasi wisata tertua di wilayah Malang raya. Didirikan pada tahun 1930-an oleh Ruyter de Wildt, komplek wisata ini awalnya ditujukan khusus untuk warga Belanda di Indonesia. Nama Selecta sendiri berasal dari kata 'Selecti' yang berarti 'telah dipilih'. Pemilihan nama ini tak lepas dari latar belakang sejarah yang menaungi kawasan ini. Konon de Wildt berkonsultasi dengan seorang raja untuk memutuskan lokasi peristirahatan. Sang raja kemudian mengutus empu untuk memilih lokasi melalui serangkaian ritual. Selanjutnya pada masa perebutan kemerdekaan, Selecta sempat mengalami masa dorman sebelum dihidupkan kembali oleh sekumpulan warga. Hasilnya dapat kita nikmati dewasa ini.

Kolam pemandian tampak dari atas.

Hamparan puspa yang tengah mekar.
Lepas berkendara selama kurang lebih satu jam kami tiba di gerbang masuk. Sejatinya Selecta dibagi atas empat unit wisata yaitu unit rekreasi (seperti kolam renang, fasilitas flying fox, berkuda, dan taman bunga), unit hotel, unit restoran, dan unit kebun buah serta sayuran. Pemandangan pertama yang kami dapati adalah kolam renang dan deretan food court. Kejutan sebenarnya baru kami temukan setelah berjalan beberapa meter lebih jauh ke dalam. Hamparan puspa yang tengah mekar langsung menyergap pandangan di tengah hawa sejuk khas Batu. Saya mengidentifikasi beberapa kembang yang tampak familiar. Usai puas mengambil gambar, kami memilih menduduki salah satu gazebo yang disediakan di tengah taman. Diantara wangi bunga, alas kami gelar, penganan dihidangkan. Dengan menu utama Nasi Pecel racikan sendiri, piknik kami dimulai!

Kelopak yang mekar dari salah bunga.
Seorang pengunjung  ditengah kebun.
Replika Brachiosaurus yang menjulang.

Sekelumit tentang Selecta:
Selecta berlokasi di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Wisata Batu Jawa Timur. # Transportasi Selecta dapat dicapai menggunakan kendaraan umum angkutan kota. Berkendaraan pribadi selama 30-60 menit # HTM 15.000 dengan sejumlah tambahan apabila membawa kendaraan.


Selasa, 29 Mei 2012

Sidoarjo : Ziarah Lumpur Lapindo

07.55 Posted by Arasy Aziz No comments
Matahari menyengat aspal jalanan Malang – Surabaya, pun kami yang sedang melaju diatas tunggangan roda dua, bonceng-membonceng. Kami dalam perjalanan menuju Kota Pahlawan, ketika merencanakan untuk singgah sejenak ke lokasi terjadinya salah satu tragedi kemanusiaan terbesar pasca reformasi. Tragedi ini lebih dikenal sebagai fenomena Lumpur Lapindo.

Tragedi lumpur Lapindo masih berlangsung, dan saat ini membentuk sebuah kolam lumpur raksasa, bahkan bisa disebut danau. Kolam lumpur ini sejatinya merupakan genangan hasil erupsi lumpur dari perut bumi. Untuk mencegah luberan yang semakin tak terkendali, pemerintah berinisiatif untuk membangun tanggul yang mengelilingi kawasan yang telah terlanjur tergenang. Lingkaran tanggul ini kemudian membentuk kolam penampungan lumpur raksasa yang ajaibnya malah dimanfaatkan sebagai destinasi vakansi baru, utamanya oleh wisatawan lokal. Pelawat memanfaatkan tanggul untuk berkeliling melihat-lihat genangan lumpur yang terhampar sejauh mata memandang. Jika malas mengayunkan kaki maka belasan unit ojek siap mengantar. Ojek ini sendiri dapat dikatakan sebagai roda penggerak ekonomi baru yang muncul pasca semburan lumpur.

Seorang Bapak mengajak anaknya melihat lumpur lebih dekat.
SUTET milik PLN yang terendam.
Untuk naik ke atas tanggul kami dimintai uang keikhlasan sebesar Rp 5.000. Kami cukup beruntung karena dapat melanglang jauh menjelajahi area tanggul. Sudah sebulan lamanya warga memblokir aktifitas para petugas BPLS (Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo) sehingga tidak ada pekerja yang terlihat berlalu-lalang, termasuk petugas keamanan yang biasanya berjaga-jaga. Kami bahkan leluwasa menuruni tanggul untuk merasakan berdiri di atas endapan lumpur yang telah mengeras sembari mengabadikan gambar. Sungguh tak layak ditiru.

Kawan-kawan merasakan berpijak di atas lumpur panas yang telah mengering.
SeorangKawan memperlihatkan sampel lumpur yang membatu.
Ada beberapa versi mengenai sebab menyeruaknya lumpur panas ke permukaan bumi Sidoarjo. Yang paling popular tentu saja akibat kesalahan PT Lapindo Brantas dalam eksploitasi migas yang mereka usahakan di wilayah Porong, Sidoarjo. Upaya pengeboran ini kemudian menembus endapan lumpur yang tersimpan di bawah perut bumi. Menurut para ahli endapan lumpur ini merupakan bagian dari fenomena gunung lumpur yang juga terdapat di sejumlah wilayah di tanah Jawa. Akibat perhitungan yang salah endapan ini kemudian memaksa keluar ke permukaan, setidaknya 100.000 meter kubik per hari. Alhasil, tak kurang dari 16 desa dan tiga kecamatan dipaksa teredampak dalam tragedi ini. Sejumlah ahli lain mengaitkan fenomena lumpur Sidoarjo dengan gempa yang terjadi di Yogyakarta beberapa bulan sebelumnya.

Coretan Vandal yang menggambarkan jengahnya warga terhadap para perusak.
Mengitari tanggul dengan roda dua.
Enam tahun hampir berlalu sejak semburan pertama terjadi. Lumpur yang dahulu basah bahkan telah mengering terlalu lama saat kami coba pijaki, sementara perubahan berarti terhadap berbagai lini  kehidupaan masyarakat terdampak agaknya masih nihil. Carut-marut dana kompensasi terhadap puluhan ribu warga yang harus kehilangan tempat tinggal bahkan belum selesai. Keluarga besar PT Lapindo Brantas yang paling bertanggung jawab berhasil bermain mata dengan dalih fenomena alam. Ya, fenomena lumpur Lapindo, akibat pendapat sejumlah ahli sebelumnya, digolongkan sebagai amuk bumi yang tak dapat dihindari. Luar biasa bangsa ini. Polemik sejatinya bukan cuma itu. Puluhan pabrik yang turut tenggelam kemudian menghasilkan ribuan angkatan kerja yang harus melanjutkan hari-hari efektifnya di rumah. Sarana pendidikan yang hilang, ancaman kerusakan lingkungan, dan bahaya terhadap kesehatan turut menambah pekerjaan rumah semua pihak yang terlibat. Sembari merenungkan jalannya enam tahun ini, masihkah harus menunggu tahun 2037, sebagaimana prediksi seorang Geolog Inggris, untuk menyelesaikan semua masalah? Agaknya kala itu Sidoarjo sudah ambles, menghilang dari rupa bumi.

Lumpur yang mengering sejauh mata memandang.
Sekelumit Tentang Lumpur Lapindo Sidoarjo:
Semburan lumpur Lapindo terletak di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Lumpur panas pertama kali menyembur pada 29 Mei 2006. # Transportasi : Untuk berkeliling melihat keseluruhan area tersedia ojek motor yang berkenan mengantar dengan bea Rp 10.000- Rp 20.000.

Rabu, 02 Mei 2012

Jakarta : An Amateur Metalhead Journey to the West (Catatan dari Hammersonic Metalfest)

01.24 Posted by Arasy Aziz No comments

Jika dalam cerita rakyat Cina terdapat kisah mengenai perjalanan Sun Gokong mencari kitab suci ke Barat, maka kisah saya agaknya serupa tapi tak sama. Serupa, mengingat saya menempuh perjalanan ribuan kilometer yang amat melelahkan membelah tanah Jawa dari Timur (Malang) menuju Barat (Jakarta), namun dengan tujuan berbeda dengan sang Siluman Kera. Kali ini saya berkesempatan bergabung dalam lautan massa yang menyerbu Lapangan D Senayan dengan satu destinasi: Hammersonic Metal Festival.

Selamat Datang di Ticket Box Hammersonic!

Hammersonic merupakan festival musik metal yang diklaim sebagai yang terbesar di kawasan Asia Tenggara dan menghadirkan 26 band lokal dan internasional, diantaranya Suffocation, Nile, Chthonic, Burgerkill, Deadsquad, dan Seringai. Panitia menyediakan dua panggung kembar bersisian, Hammer Stage dan Sonic Stage, yang memungkinkan penonton menikmati sajian cadas nonstop tanpa diganggu tetek bengek persiapan band. Satu band selesai di salah satu panggung, band di panggung yang lain langsung menggempur, silih berganti.

Backdrop yang disediakan panitia untuk pengunjung yang hendak mengabadikan eksistensinya di festival ini.

Panggung Kembar siap menggempur silih berganti.

Sesuai jadwal tepat pukul 09.30 festival dibuka oleh Straightout, unit Death Metal asal Indonesia, yang kemudian diikuti Funeral Inception (Death Metal, Indonesia), Dead Vertical (Grindcore, Indonesia), Massacre Conspiracy (Metalcore, Malaysia), Down For Life (Indonesia), Dawn Heist (Australia), Human Like Monster (Death Metal, Indonesia) dan Divine Codex (Death Metal, Italia).

Divine Codex, aksi Death Metal asal Italia.

Sejumlah line up terlihat berkeliaran diantara kerumunan penonton. Contohnya personel The Arson Project  ini. 

Matahari yang kian menyengat tak menurunkan atensi penonton ketika Noxa naik ke atas panggung, yang mewarnai aksi mereka dengan sejumlah cacian terhadap Super Junior. Suhu moshpit semakin panas ketika sang vokalis turun panggung dan bergabung dalam tarian liar. Sayang beberapa kali vokal Tonny Pangemanan hilang ditelan instrumen lain akibat mikrofon yang mati. Selanjutnya Impiety (Death Metal, Singapura), The Arson Project (Grindcore, Swedia), Death Vomit (Death Metal, Indonesia), Cyanide Serenity (Inggris), dan Nothnegal (Maladewa) berturut-turut tampil. Ketika GxSxD (Death Metal, Jepang) naik pentas, masalah sound terdengar semakin menjadi-jadi sehingga penampilan band Timur Jauh ini terasa kurang menggigit. Hal ini terbukti ketika acara ditunda beberapa menit untuk perbaikan. Penampilan Seringai dan Koil kemudian menjadi tumbal, dimana durasi tampil kedua band ini terpaksa dikurangi.

Tarian yang semakin liar ketika Tonny, vokalis NOXA, turun ke moshpit.

Krisna Sadrach, muncul di tenda operator panggung.


GxSxD, yang penampilannya terganggu masalah sound.

Penampilan Seringai merupakan salah satu yang paling saya tunggu. Dua hari sebelum festival digelar, unit High Octane asal ibukota ini meluncurkan singel Tragedi di dunia maya untuk diunduh gratis. Sayangnya dalam momen terebut saya masih terjebak dalam kereta ekonomi. Sonic Stage kemudian menjadi saksi ketika Tragedi dibawakan pertama kali diatas panggung. Tragedi sendiri akan menjadi bagian dari album terbaru Seringai, Taring, yang akan dirilis pada Juni 2012. Koil kemudian menyusul. Seperangkat aktivis Industrial Rock asal Kota Kembang ini menggempur dengan (sayangnya) hanya lima lagu, antara lain Aku Lupa Aku Luka, Nyanyikan Lagu Perang, dan Kenyataan Dalam Dunia Fantasi. Aksi banting gitar a la Otong tak luput disajikan. Seringai dan Koil saya catat merupakan dua band yang mengundang koor massal paling meriah.

Dilarang di Bandung, membuka penampilan Seringai.

Koil memikat, dan membanting gitar.

Usai break maghrib 30 menit, festival dilanjutkan oleh penampilan Dreamer, unit Doom Metal lokal yang memamerkan vokalis dan sejumlah lagu baru, seperti War of Kurusetra. Kemudian Chthonic, Band Taiwan yang terasa paling memanjakan mata. Penyebabnya tak lain atas kehadiran bassist Doris Yeh yang namanya tak henti dielu-elukan sepanjang penampilan. Vokalis Freddy Lim sempat memancing tawa karena berulang kali melafalkan, maaf, kata F*ck dalam Bahasa Indonesia (Ng*ntot. Red) dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Taiwan. Sayang satu-satunya lagu mereka yang saya kenal (Bloody Waves of Sorrow. Red) tak dimainkan malam itu. Meskipun demikian penampilan Chthonic malam itu dan balutan musik oriental yang mereka sisipkan mendapat kredit khusus dimata saya.

Menikmati Dreamer dari layar samping panggung.

Doris Yeh, bassist Chthonic, dalam balutan cahaya ungu. Keindahannya biar kami nikmati sendiri.

Usai Chthonic, Sucker Head, salah satu dedengkot Thrash Metal Indonesia, menggempur Sonic Stage. Usia yang semakin beranjak tua agaknya tak menghalangi Oom Krisna Sadrach dkk untuk tampil menghibur. Kemudian D.R.I, band Hardcore legendaris asal Amerika Serikat, sukses mengajak ribuan penonton berpogo ria. Disusul Burgerkill (Indonesia), Psycroptic (Death Metal, Australia), dan Deadsquad (Death Metal, Indonesia).

Burgerkill salah satu aksi metal terbaik tanah air.

Nile kemudian menghentak Hammer Stage dengan alunan Death Metal rapat dengan bebunyian etnik padang pasir (Mesir khususnya). Lepas tengah malam Hammersonic diakhiri oleh penampilan Suffocation, unit (lagi-lagi) Death Metal yang datang jauh-jauh dari Amerika Serikat sebagai salah satu headliner. Selama satu jam vokalis Frank Muller aktif mengajak penonton untuk ber-moshing ria sembari dirinya (seolah) menari Tortor mengikuti gebukan pedal drum. Saya amat berbahagia ketika permintaan encore penonton yang mambahana dipenuhi, sehingga (lagi-lagi) satu-satunya lagu yang saya kenal dari band ini, Infecting the Crypts, digeber diatas panggung, sekaligus menutup secara resmi festival ini.

Para penonton terlihat membiru ketika Suffocation tampil menutup gelaran Hammersonic.

Diantara wajah-wajah yang terpuaskan, terdapat sejumlah hal yang masuk catatan kecil metalhead kelas teri dan bau kencur seperti saya. Pertama, mekanisme antri secara subyektif saya nilai kurang rapi akibat ketiadaan pagar pembatas antrian. Para penonton yang ingin segera masuk awalnya berbaris rapi terlihat berebutan ketika diujung antrian tiba di depan ticket box. Saya sempat  dibuat kesal oleh masalah ini. Kedua, porsi antar sub genre dalam mengisi festival terasa kurang seimbang, dimana band Death Metal mendominasi line up. Barangkali wajar, mengingat salah satu cabang metal ini memang tumbuh bak jamur di musim hujan dalam skena bawah tanah lokal. Contoh kecil, di Ujungberung saja sebagai salah satu wilayah di Kota Bandung tercatat lebih dari 600 band yang bermain di ranah ini (Kimung, dalam Radio Show TV One). Hal ini  barangkali menjadikan band-band Death Metal dipilih sebagai penarik massa sehingga dilebihkan porsinya. Sayangnya, Indonesia juga masih punya ratusan aksi dari sub genre lain, sebut saja Kelelawar Malam, Komunal, Rajasinga, dan masih banyak lagi, yang layak diperkenalkan ke dunia.

Akses Keluar Masuk area festival.
Ketiga, dan yang terpenting, festival ini jelas menjadi ajang  komparasi sembari membuktikan bahwa skill penggiat musik bawah tanah lokal tak jauh berbeda (jika tak mau dibilang melebihi) dibandingkan musisi-musisi luar negeri. Saya dibuat terkagum melihat kemampuan para aksi lokal, Stevie Item dari Deadsquad misalnya,  memainkan nada-nada gitar yang terdengar rumit di telinga saya yang buta nada. Tak kalah memukau dibanding paras Doris Yeh (ah, dia lagi). Terlepas dari semua itu, Hammersonic tetap berhasil, sesuai namanya, memberi sensasi pukulan palu yang bertalu-talu ke wajah dan telinga lebih dari 15.000 manusia beruntung melalui sound ribuan megawatt yang dipertontonkan. Keep metal flag flying high!

Sekelumit tentang Hammersonic Jakarta International Metal Festival:
HTM tahun ini Presale 1 Rp 100.000, Presale 2 Rp 150.000 On the Spot Rp 200.000. # Transportasi : Lapangan D Senayan dapat dijangkau dengan berbagai moda transportasi dalam kota, misalnya Bus PATAS AC jurusan Senen – Ciledug, jurusan Senen – Ciputat, dll. # Akomodasi : Hotel Sultan, Hotel Atlet Century Park, Mesjid Al Azhar, emperan Fx Plaza Senayan (saya mencoba yang terakhir).