Fiat Lux

Senin, 11 Februari 2013

Kudus: Pusaran Semesta Sunan Kudus

05.59 Posted by Arasy Aziz No comments

Tentang ikon toleransi berabad di pusat kretek Jawa.

Jafar Shoddiq, seorang bumiputra yang tengah menjaring ilmu di timur dekat, menyelamatkan tanah Palestina dari sebuah wabah pada abad ke-16 M. Atas usahanya ini, oleh amir tanah perjanjian beliau diberi wewenang untuk menguasai wilayah yang diinginkannya, sebagai bentuk penghargaan. Jafar Shoddiq belakangan meminta wewenang ini dipindah ke tanah kelahirannya. Tanah Jawa. Beliau kemudian mendirikan sebuah mesjid bernama Al-Aqsa, meniru mesjid legendaris bernama serupa, untuk mengenang eksistensinya di Baitul Maqdis. Daerah tempat mesjid ini berdiri kemudian disebut Kudus, terinspirasi dari julukan Yerusalem, Al-Quds, kota yang suci. Semua momen ini berputar pada kisaran tahun 1549 M. Siapa Jafar Shoddiq? Belakangan beliau lebih dikenal sebagai Sunan Kudus, salah satu tokoh kunci penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Bersama delapan juru dakwah lainnya lebih dikenal sebagai Wali Sanga, wali yang sembilan. Sadar tidak sadar, kota Kudus berputar dalam eksistensinya, dari zaman ke zaman.

Mendung menggelayut diatas komplek mesjid Al-Aqsa.
Mesjid Al-Aqsa terletak di perkampungan Kauman, tengah kota Kudus. Kami cukup beruntung karena sempat mengejar sholat dzuhur tepat waktu di mesjid ini. Sejak bisa membaca, mesjid Al-Aqsa, yang lebih dikenal sebagai Mesjid Menara Kudus, saya masukkan dalam daftar favorit. Menaranya yang menganut langgam arsitektural Hindu menjadi penciri kota. Merunut sejarahnya, menara ini merupakan salah satu cara bagi Sunan Kudus guna membumikan ajaran Islam bagi masyarakat lokal yang umumnya menganut agama Hindu. Versi lain menambahkan, sang wali demikian terkesan oleh kebaikan seorang juru Weda yang memberinya beberapa teguk air. Jejak panjang toleransi beragama memang telah lama terpatri dalam sejarah kota ini. Selain menara mesjid yang ikonik, ragam tradisi kuliner turut pula terimbas. Alkisah, Sunan Kudus melarang kaum muslimin untuk menyembelih sapi, pun dalam momen hari raya ied kurban. Motifnya tak lain untuk menghindari luka di hati umat Hindu yang mengkultuskan hewan ini sebagai kendaraan suci salah satu trimurti. Kerbau direkomendasikan kemudian sebagai pengganti sumber protein hewani. Implikasi yang paling nyata adalah tidak adanya menu tradisional Kudus berbahan daging sapi. Belakangan Kudus menjadi legendaris oleh Soto Kerbaunya, dan tentu saja, Soto Kudus yang menggunakan potongan daging-daging ayam sebagai komponen utama. 

Gerbang menuju tempat kanjeng sang pelopor terbaring abadi.

Semangkok Soto Kudus yang disajikan lepas hujan itu ...
Satu cela dalam trip ini adalah tidak terpenuhinya tujuan awal dan utama kami. Kami menyambangi Kudus dalam niat melihat dari dekat denyut industri sigaret di kota ini. Kudus memang terkenal sebagai kota kretek, dan cukup bangga dengan julukan ini. Di jalan-jalan yang kami lewati aroma tembakau dirajang amat tajam tercium. Sejak tahun 1870 pengusaha-pengusaha Kudus memproduksi kretek, atas jawaban dari perpindahan-perpindahan poros industri batik Jawa. Lepas dua abad, statistik terakhir menunjukkan angka fantastis: 78,14% dari total angkatan kerja kota Kudus terserap dalam industri kretek. Dengan landasan deret angka-angka tadi, sepintas kami dapat melihat implikasi propaganda seputar PP Tembakau yang masih hangat melantai bagi kota ini, meski secara pribadi saya belum menetapkan sikap. Amat disayangkan, kurangnya riset terhadap niat dan medan membuat tujuan ini gagal terpenuhi. Akhirnya kami sibuk berburu bis, menuju Semarang.

Terlarang. Gembok terpasang kukuh memastikan siapapun tidak menaiki menara sembarangan.
Sekelumit tentang Kudus (Bea):
Kudus dalam trip kami dapat dicapai dari Surabaya (dan Semarang) dengan bus ekonomi dengan tarif lebih kurang Rp. 35.000. Sholat di mesjid Al-Aqsa atau mesjid Menara Kudus tidak dipungut biaya (ya iyalah). Pengunjung tidak diperbolehkan untuk naik ke puncak menara mesjid. Soto Kerbau dan Soto Kudus dihargai pada kisaran Rp. 5.000-Rp. 10.000.

0 komentar:

Posting Komentar