Fiat Lux

Rabu, 22 Juni 2011

Jakarta: Gemerlap Jakarta Fair

06.01 Posted by Arasy Aziz No comments
Digelar setiap tahun selama sebulan untuk memperingati ulang tahun kota Jakarta, even ini selalu sukses memanjakan jutaan warga Jakarta dari berbagai lapisan. Jakarta Fair menawarkan diskon besar – besaran hingga menjanjikan kemunculan berbagai usaha kecil yang semakin termakan zaman.

Agaknya gambaran diatas tidaklah berlebihan. Jakarta Fair sebagai even perdagangan tahunan andalan pemerintah ibukota selalu menjanjikan perputaran uang. Hal ini mampu menarik produsen berbagai produk untuk berpartisipasi didalamnya. Tak hanya itu, sejumlah pedagang tradisonal turut muncul dan meramaikan acara ini. Tak heran jika seorang teman menebak bahwa saya sedang berada di Jakarta Fair ketika saya makan kerak telor dan mengupdate status di jejaring sosial. Barangkali saking identiknya makanan ini dengan even tersebut.


Jakarta Fair Kemayoran. Logo Jakarta Fair yang selalu ada dari tahun ketahun


Suatu malam saya bersama seorang teman dari Sukabumi dan keluarga seorang teman yang lain berkesempatan mengunjungi Jakarta Fair. Dari jauh sudah terlihat kemeriahan acara ini, ditambah lagi akan tampil dua band dengan massa banyak. Inilah tujuan utama saya.  Setelah membayar tiket seharga 20.000 rupiah dan singgah di pusat informasi untuk mengambil peta arena Jakarta Fair, kami (saya dan dua teman lainnya) bergegas menuju panggung utama.


Kesini!! Disediakan peta Jakarta Fair gratis bagi pengunjung. Merchandise gratis juga tentu saja.

Booth Foto. Meskipun tak resmi, namun patung Bung Karno ini sering dijadikan tempat berfoto ria


Sebenarnya ada tiga band yang ingin kami saksikan, Morfem, Pee Wee Gaskin dan Superman Is Dead. Sayang sekali, kami melewatkan salah satunya.  Hal luar biasa terjadi ketika Pee Wee Gaskin tampil. Sebagian besar penonton yang didominasi massa S.I.D memberi salam hangat jari tengah dan lemparan botol kepada personel Pee Wee yang sedang beraksi. Beruntung salah satu personel S.I.D naik ke panggung untuk menenangkan massa. Usai Pee Wee tampil, panggung utama menjadi milik S.I.D sepenuhnya.


Membiru. Panggung utama Jakarta Fair berbalut cahaya biru

Salam Hangat. Lautan jari tengah menyambut penampilan Pee Wee Gaskin. Sangat disayangkan, ditengah slogan Bhineka Tunggal Ika


Usai S.I.D membawakan beberapa lagu, kami memutuskan berkeliling arena Jakarta Fair. Selain berjalan kaki, kita dapat berkeliling dengan menumpang kendaraan gandeng yang terlihat mondar – mandir sepanjang arena. Kami memutuskan berjalan kaki. Didekat panggung terdapat Gambir Expo dengan selasar otomotifnya, serta sejumlah stand lain. Di sisi lain panggung terdapat arena bermain anak. Selain itu terdapat pula rumah hantu yang sayangnya telah tutup. Berbagai fasilitas ini mengingatkan saya pada pasar malam yang saya kunjungi malam sebelumnya, dengan skala yang lebih besar. 


Minggir, Kereta Mau Lewat!! Seorang petugas berupaya membuka jalan bagi kereta-mobil yang lewat

Gambir Expo. Seorang sales nampaknya cukup sadar kamera didepan gerbang Gambir Expo.

Tutup. Sejumlah permainan anak yang disediakan, sayangnya telah tutup

Sepi. Karena kedatangan kami terlampau malam, sebagian besar stand telah tutup, dengan pengunjung yang mulai sepi


Karena kedatangan kami terlampau malam, maka wajar jika sebagian besar stand telah tutup. Sayang sekali. Keinginan melihat lebih jauh kemeriahan Jakarta Fair pun harus ditunda. Namun begitu, sekilas gambaran yang saya peroleh dari sebagian arena ini meyakinkan saya untuk kembali dilain waktu guna menikmati kegemerlapan Jakarta Fair.

Akomodasi:
Berjalan kaki sekitar 20 menit dari Senen

0 komentar:

Posting Komentar