Fiat Lux

Kamis, 05 Juni 2014

Bukan Sungai-Sungai

08.37 Posted by Arasy Aziz No comments
Bukan sungai-sungai yang mengalir: adalah air yang kepadanya kita sematkan imagi siklikal kuna berusia hampir dua milyar tahun. Dalam dahaga, kita menenggak dia yang sama yang berkecipak dibawah sampan Charon, pengantar jenazah-jenazah menuju baka. Air yang sama, yang kepadanya dibasuhkan Achilles demi kekal doa-doa. Air yang sama, yang dengannya dibangun tembok-tembok Mesopotamia dan kebun-kebun roda dan nafkah budak. Air yang sama, yang mengantar Musa kepada mula pengabdian. Adalah air wakil dari kehidupan yang berulang. Adalah air kehidupan itu sendiri.

Sementara sungai-sungai tak lebih dari sekadar perantara-perantara.

Namun Yang Maha Mengukir tidak menciptakan ornamen-ornamen dari ruang hampa nilai. Bahkan perantara-perantara memiliki peran dalam lakonnya masing-masing. Tak terbayangkan hidup Charon, Achilles tanpa Styx. Tak terbayangkan bagaimana peradaban pertama dimulai tanpa Eufrat dan Tigris. Tak terbayangkan bagaimana sang penyampai sepuluh perintah akan menjadi tanpa Nil yang memisahkannya kedalam takdir melawan ayahnya, anti-hero sejarah.

Sungguh tak terbayangkan hidup siklikal dua milyar tahun tanpa sungai-sungai. Air yang tercurah diatap-atap bumi meluruh secepat dia datang, pada saatnya mengusap dalam tenaga apa-apa yang dilaluinya di bumi yang tanpa gurat. Air tak lagi kehidupan itu sendiri. Kita menyebutnya katastrofi.

Adalah air wakil dari kehidupan yang berulang. Dan sungai menghantar ujar sang siklikal yang tak sempat diucapkannya kepada manusia yang menjadikannnya Ada.1) Beruntunglah dia, yang di dalam namanya mengalir sungai-sungai.


Malang, 5 Juni 2014
Untuk Riverningtyas, seorang Sahabat. PS: Sapardi-esque: [1]

0 komentar:

Posting Komentar