Fiat Lux

Minggu, 12 Juni 2011

Cimahi: Bandung Berisik!!

02.50 Posted by Arasy Aziz 1 comment
Inilah tujuan utama saya pergi ke Cimahi, yakni bergabung dengan massa besar berseragam dominan hitam yang memadati lapangan Brigif Cimahi. Hanya ada sedikit perintah, bergabunglah ke moshpit untuk berpogo ria, membentuk circle of death, wall of death, atau headbanging sampai encok, dan jalankan semuanya dengan aman dan tertib. Selamat datang di festival musik metal terbesar se-Asia Tenggara, Bandung Berisik.

Hari masih cukup pagi ketika saya memutuskan untuk keluar dari penginapan (mesjid.red) . Hal ini dilakukan untuk menghindari antrian panjang pembelian tiket. Setelah menunggu cukup lama (pembukaan loket tiket terlambat cukup lama karena alasan yang kurang jelas), akhirnya saya mendapat tiket.

Ticket Box Kesini! Penonton yang baik adalah yang membeli tiket

Memasuki gerbang festival, saya melewati pemeriksaan berlapis. Ya, panitia memang menerapkannya untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.Akhirnya tiket saya ditukar dengan sebuah gelang, yang membebaskan saya keluar masuk arena selama masih mengenakannya. Sedikit berjalan, saya mendapati sejumlah spanduk berisi sejarah perjalanan Bandung Berisik. Disebelahnya terdapat hall of fame untuk berfoto ria, yang berhadapan dengan backdrop untuk mencoretkan tanda tangan atas partisipasi di Bandung Berisik. Selebihnya, terdapat berbagai booth penjualan, dari merchandise hingga makanan.


Selamat Datang. Gerbang utama festival Bandung Berisik yang menyambut kedatangan penonton.

Tiket Melingkar. Gelang sebagai tanda masuk arena festival.

Gambar Yang Bercerita. Sejarah Bandung Berisik terpampang pada sejumlah spanduk

Hall of Fame. Sudut khusus untuk bernarsis ria.

Corat - Coret. Mengotori spanduk ini sangat disarankan sebagai bukti partisipasi dalam Bandung Berisik.

Saya memutuskan bergerak ke arena utama. Saya mendapati dua barang aneh yang seolah menjadi gerbangnya, sebuah mobil dan sebuah patung dari anyaman bambu (saya berasumsi keduanya adalah maskot festival ini). Akhirnya saya sampai ke mosh pit area yang masih relatif sepi. Terdapat pemandangan unik di moshpit, dimana sejumlah anak terlihat diantara penonton, tanpa pengawasan orang tua.



Tidak Serupa, Tidak Sama. Dua benda yang saya duga sebagai maskot acara

Dibawah Umur. Tiga orang anak yang mestinya memasuki arena dalam pengawasan orang tua.

Acara telah dimulai. Bandung Berisik resmi dibuka oleh penampilan Last Redemption, pemenang band competition. Selanjutnya Aftercoma menggempur telinga, dan dilanjutkan oleh Gugat. Disini bulu roma saya merinding, melihat seorang wanita berjilbab melakukan screaming sebagai vokalis band hardcore ini. Suatu pemandangan unik. Selanjutnya Godless Symptoms melanjutkan acara dengan wajah dicat putih berornamen merah (saya pikir anda bisa menebak apa maksudnya). Sesi pertama diakhiri Turbidity, band death metal yang vokalisnya memiliki selera humor cukup tinggi.


Last Redemption. Band baru yang sukses membuka acara. 

Aftercoma. Band pertama yang memulai circle of death

Gugat. Band hardcore dengan salah satu vokalisnya berjilbab.

Godless Symptoms. Satu-satunya mewarnai wajah guna mendukung penampilan.

Turbidity. Memiliki keseimbangan jiwa metal dan humor yang cukup baik

Semakin siang, semakin panas suhu udara. Suasana moshpit pun tak jauh berbeda, seiring bertambahnya jumlah penonton. Sesi kedua pun dimulai oleh Tcukimay. Saya mendapat bocoran dari seorang anak (yang rupanya merupakan ponakan dari promotor) bahwa sang vokalis baru saja sembuh dari sakit. Saya pun takjub, mengingat sang vokalis terlihat tampil sangat atraktif siang itu. Salut untuknya. Selanjutnya Parau menghibur dengan lagu-lagunya. Saya sempat ikut bernyanyi dalam hati ketika salah satu lagu mereka, Teorema Cacat Empiris, didendangkan. Kemudian Infamy, salah satu yang saya tunggu-tunggu.Saya puas dengan penampilan mereka, walau lagu Kultur Bisu tak dinyanyikan.Outright melanjutkan acara dengan penampilan sporty, memakai jersey basket. Sesudah Outright, muncullah Critical Defacement yang datang jauh - jauh dari Makassar. Mereka  terlihat kurang interaktif dengan ribuan massa Bandung Berisik, meskipun mereka tampil bagus. Saya memutuskan untuk beristirahat dahulu seusai band ini tampil karena rasa capek telah melanda, dan kembali setelah maghrib karena salah satu favorit saya, Beside, baru tampil pada sesi empat. Sayangnya, saya salah melihat jadwal. Beside rupanya tampil di sesi tiga, dan artinya saya melewatkan aksi mereka, yang mungkin membawakan Aku Adalah Tuhan.


Tcukimay. Tampil atraktif walau baru sembuh.

Parau. Dari Bali mengguncang Bandung.

Infamy. Mengambil semua materi lagu dari album terbaru mereka, Hatremonial.

Outright. Tampil sporty dengan jersey basket.

Critical Defacement. Materi bagus minus interaksi dengan penonton.

Saya kembali merapat di sesi empat, yang merupakan sesi terbaik menurut saya. Hampir setiap band memberikan bocoran lagu baru mereka!!Dibuka Komunal, band ini tampil nyentrik dalam membawakan lagu - lagu heavy rock mereka. Setelah puas pamer lagu baru (dimana mereka membanggakan Indonesia, salut) dan menyombongkan diri, mereka turun panggung dan digantikan Disinfected, band death metal asal Bandung, yang merupakan satu - satunya band sesi keempat yang tidak membawakan lagu baru mereka. Namun mereka membayarnya dengan mengaransemen ulang Master of Puppet, lagu kebangsaan Metallica, dengan gaya mereka. Hasilnya, massapun riuh rendah bernyanyi bersama. Kemudian Adi Gembel dan kawan - kawan dari Forgotten masuk panggung. Tiga Angka Enam masuk dalam tracklist mereka, dan menutup penampilan mereka dengan Tuhan Telah Mati, yang menurut Adi sendiri menyebabkan darahnya halal dimana - mana. Selanjutnya, Seringai tampil. Saya memilih menonton mereka dari layar tancap, karena semakin terdorong keluar oleh massa yang semakin memenuhi moshpit. Arian13, sang vokalis, sukses membawakan lagu baru yang mengambil tema dan dipersembahkan untuk kota Bandung. Kemudian band senior Jasad datang menghibur penonton. Dengan mengenakan batik, mereka mambawakan sejumlah lagu lama dan lagu baru yang ditujukan untuk para generasi muda. Sebagai penampil terakhir hadir  Burgerkill yang membawakan sejumlah lagu baru dari album baru mereka, Venomous, sekaligus melaunchingnya di acara Bandung Berisik. Terdapat pula beberapa lagu lama dalam tracklist mereka. Usai penampilan Burgerkill, maka acara metal 12 jam ini pun ditutup.


Cahaya Hijau. Panggung Bandung Berisik di malam hari terlihat dari kejauhan. 

Komunal. Sukses menyombongkan diri dan menghibur penonton dalam satu paket.

Disinfected. Sukses memberi kejutan dengan Metallica - Master of Puppet

Forgotten. Medeklarasikan perlawanan terhadap tuhan.

Seringai. Karena moshpit semakin padat, fotonya semakin jauh.

Jasad. Tampil memukau dengan batik.

Burgerkill. Menutup Bandung Berisik dengan sempurna, sembari merayakan peluncuran album baru mereka, Venomous.

- : : -

Sebagai seorang pendengar metal yang relatif baru (saya baru benar - benar mengenal genre musik ini di awal kelas 2 MA), festival ini memberikan kesenangan tersendiri bagi saya. Selain memuaskan dahaga akan live performance metal skala besar, ajang ini juga membuktikan pada dunia bahwa metal tak identik dengan anarkis. Hal ini terbukti dari jalannya acara yang berlangsung tertib hingga selesai. Akibatnya, bukan tidak mungkin tahun depan festival ini  akan digelar dengan durasi lebih lama tahun berikutnya (menurut panitia menjadi 3 hari). Jika itu semua terlaksana, maka salah satu jabang bayi festival metal skala dunia telah lahir di Bandung.

Akomodasi:
Liat postingan Cimahi: Brigif - Hormat Graakk!!, tiket masuk tahun ini 50.000 rupiah

1 komentar: